Selain membangun benteng-benteng pertahanan, pelopor maritim tersebut juga membentuk pasukan perang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Pasukan perang yang dibentuknya ini merupakan pasukan yang terlatih dan tangguh dalam pertempuran. Selain itu, sang ratu juga aktif memberikan dukungan moral dan materi kepada para pejuang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Kegigihan Nyi Ratu Kalinyamat
Dalam usahanya mengusir penjajah Portugis dari wilayah Nusantara pada tahun 1550. Sang ratu telah menjalin komunikasi dengan orang-orang kepercayaannya supaya pemerintahan Jepara tetap berjalan. Karena pada waktu itu Nyi Ratu melakukan pertapaan setelah wafat suaminya Pangeran Kalinyamat akibat dibunuh oleh Arya Penangsa.
Baca Juga:Ramadhan Seru di Rumah, Berikut 6 Rekomendasi Film untuk Ngabuburit yang Seru dan AsikPanduan Lengkap Shalat Tarawih, Berikut Niat dan Tata Caranya
Di tahun yang sama, Nyi Ratu Kalinyamat mengirimkan 4 ribu pasukan tentaranya untuk membantu kesultanan Johor dalam melawan Portugis. Di tahun 1565, beliau juga mengirimkan pasukan guna membantu Kerajaan Tanah Hitu di Maluku yang juga di serang oleh penjajah Portugis.
Putri dari Jepara tersebutmendapatkan julukan dari Portugis atas keberanian dan kegigihannya dengan “Rainha de Japara, senhora pederosa e rica, de kranige dame” atau “ Ratu Jepara, Seorang Perempuan yang gagah berani”.
Nyi Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 di Jepara dan dimakamkan dekat dengan suaminya yakni Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara
Nilai-Nilai Kepahlawanan Nyi Ratu Kalinyamat
Nilai-nilai perjuangan dan semangat yang dibawa oleh Nyi Ratu Kalinyamat diharapkan mampu mebangkitkan dan memotivasi jiwa Nasionalisme para penerus anak bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan yang akan dihadapi pada mas sekrang dan yang akan datang.
Pahlwan perempuan asal Jeparav tersebut telah berkontribusi nyata dalam melawan kolonialisme yang menjadi awal terbentuknya NKRI.
Pahlawan perempuan tersebut menjadi pelopor dan penggerak aliansi Kesultanan Muslim dalam mengusir Portugis dari Malaka dan Maluku.
Beliau juga menjadi perintis Indonesia sebagai negeri poros maritim dunia pada abad ke-13 sekaligus perintis antikolonialisme.
Jika berbicara tentang gerakan perempuan kontenporer, beliau sudah memperaktekkan kesadaran gender equal dan equal leadership jauh sebelum para pegiat gerakan perempuan.