RAKCER.ID- Resiko Investasi properti adalah salah satu jenis investasi yang menjanjikan keuntungan besar tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya Resiko Investasi Properti. Investasi properti melakukan pembelian properti atau real estate dengan tujuan mendapat keuntungan melalui kegiatan usaha penyewaan, penjualan kembali properti di masa depan, atau keduanya.
Resiko Investasi Properti juga memiliki keuntungan yang menggiurkan dengan jaminan usaha yang mengalami peningkatan disetiap tahunya salah satunya yaitu, Sebagai Passive Income dimana Investasi properti salah satu cara yang tepat untuk mencetak passive income. Penghasilan yang diperoleh hanya dengan duduk manis atau sambil rebahan di rumah.
Uang masuk dalam rekening dalam bentuk pendapatan sewa, dividen, bunga, bahkan royalti dari hasil investasi properti. Juga keuntungan lainya seperti halnya Harga Cenderung Naik sehingga akan menghasilkan Cuan Besar.
Baca Juga:Pengertian Zakat Menurut Dalil Al-Qur’an yang Dapat Mengubah HidupZakat Ternak Diberikan Kepada Siapa? Simak Penjelasan di Sini
Resiko Investasi Properti
Setiap Bisnis pasti akan mengalami Resiko atau kendala-kendala tertentu seperti halnya Investasi Properti. Keuntungan yang didapat dari Investasi Properti memang menggiurkan tetapi mengalami resikonya tersendiri.
Besar tidaknya risiko bergantung pada toleransi risiko, oleh karena itulah sebagian berani berinvestasi properti dan sebagian lagi memilih instrumen investasi lainnya. Berikut Resiko Investasi Properti:
- Beban Perawatan (Management Burden)
Burden rate atau tingkat beban adalah jumlah yang mempertimbangkan biaya tidak langsung untuk mempertahankan bisnis, seperti mempekerjakan karyawan dan menyimpan barang dagangan. Menghitung tingkat beban memperlihatkan berapa banyak bisnis kehilangan dan menghasilkan uang setelah membayar biaya yang diperlukan.
Pemilik atau investor properti tak dapat membiarkan investasinya berjalan dengan hasil yang meningkat terus menerus, tanpa memastikan properti tersebut dalam keadaan baik. Juga mesti mengeluaran biaya tambahan guna merawat kondisi bangunan agar income dari sewa bisa meningkat.
- Biaya Transaksi yang Tinggi (High Cost Transaction)
Biaya transaksi merupakan salah satu ciri imperfect market. Tingginya biaya yang akan dikeluarkan menambah Resiko Investasi Properti  karena adanya biaya transaksi akan mengakibatkan perbedaan harga yang diterima oleh konsumen dan harga yang diterima oleh produsen.
Biaya-biaya tersebut berupa pajak, antara lain: PPH (5% yang dikenakan bagi penjual) dan BPHTB (5% yang dikenaan bagi pembeli).