RAKCER.ID – Tradisi Ceng Beng atau dikenal dengan Festival Qingming yang memiliki arti kecerahan murni yang merupakan salah satu dari 24 titik pembagian musiman di Tiongkok yang selalu diperingati setiap tanggal 4-6 April.
Tradisi Ceng Beng merupakan tradisi ziarah kubur untuk keturunan Tionghoa dimana para keluarga akan mendatangi makam para leluhur dan juga kerabat mereka untuk ziarah dan mendoakannya. Kegiatan yang dilakukan biasanya berupa menyapu makam, mempersembahkan makanan, taburan bunga dan barang favorit dari leluhur mereka yang sudah tiada meninggalkannya.
Kemudian pada Tradisi Ceng Beng mereka akan membakar dupa, uang kertas atau biasa disebut Kimci yang dipercaya untuk membekali leluhurnya di alam barja dan juga beberapa barang yang dikirim kepada leluhur serta kerabat lalu dilanjut dengan kegiatan membungkuk di depan tugu peringatan.
Baca Juga:Menilik Buka Bersama ” Bukber’ Tradisi yang Selalu Ada di IndonesiaPrancis vs Belanda, Les Bleus Menang dengan Skor Meyakinkan 4-0!
Namun tak jarang mereka juga biasanya pada Tradisi Ceng Bneg ini menerbangkan layang-layang baik di siang hari maupun malam hari. Selain kegiatan tersebut orang juga biasanya menerbangkan lentera kecil yang dikatikan kepada layang-layang dan ketika diatas benangnya seperti bintang yang bersinar dan sering disebut “Lentera Dewa”.
Dihari kunjungan pada Tradisi Ceng Beng dimulai subuh sebelum matahari terbit para peziarah sudah harus berada di makam dan menata jamuan untuk leluhur mereka. Jamuan itu berupa nasi, samsang atau daging hewan yang berasal dari tiga alam yakni air, udara, darat, seperti ikan, burung dan juga ayam.
Ada juga lauk pauk tambahan seperti teh, buah-buahan dan kue sebagai simbol dari pelayanan yang suci kepada leluhur mereka yang telah tiada. Puncaknya jatuh pada tanggal 5 April akan tetapi masyarakat yang memiliki keturunan Tionghoa biasanya sudah melakukannya dua pekan dari sebelumnya dikarenakan tradisi ini tidak hanya sekedar mendo’akan para leluhur, tetapi membersihkan dan mempercantik makam leluhurnya. (*)