Sehingga beliau diangkat menjadi pimpinan redaksi di salah satu majalah bernama Pedoman Masyarakat.
Namun, media massa tersebut ditutup karena Buya Hamka sudah mulai berbenturan dengan pihak Jepang. Usaha yang dilakukan oleh Buya Hamka untuk mendekati penjajah Jepang dianggap sebagai penjilat dan musuh sehingga diminta untuk mundur sebagai pengurus Muhammadiyah.
Volume 2 film Buya Hamka, menjelaskan keputusan Buya Hamka untuk berkeliling ke suluruh medan untuk memberikan kabar bahwa pentingnya persatuan dari berbagai elemen masyarakat dan militer agar kita tidak muda diadu domba.
Namun, usaha tersebut malah membuat Hamka terkena tembak karena dianggap sebagai usaha pemberontakan kepada presiden Soekarno.
Dan volume 3, menggambarkan bahwa Buya Hamka sudah memperlihatkan ketertarikan yang besar terhadap tradisi dan sastra sejak kecil.
Baca Juga:Wajib Tahu! Bolehkah Membayar Fidyah Dengan Uang? Berikut PenjelasannyaPenjelasan Madzi, Mani dan Wadi dalam Fikih Islam
Sehingga ia memutuskan untuk belajar di negeri yang jauh yakni Mekkah dan menunaikan ibadah haji dengan ushanya sendiri.
Di Mekkah, beliau belajar tentang berorganisasi, menemukan sistem manasik haji, dan memiliki mimpi yang besar untuk membangun Islam di Indoneisa.
Film Buya Hamka ini akan membawa penonton dalam sebuah perjalanan yang inspiratif dan menggugah untuk mengenal lebih jauh tentang kehidupan Buya Hamka dan kontribusinya terhadap bangsa Indonesia. (*)