RAKCER.ID – Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC) kembali dipercaya sebagai tempat pelaksanaan pembekalan skema pengawas dan operator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Migas, Selasa dan Rabu (28-29/3/2023 di aula kampus setempat.
Program ini merupakan yang ketiga kalinya digelar di STTC. Program serupa pernah digelar di tahun 2017 dan 2022. Dipilihnya STTC tak lepas dari reputasi baik yang berhasil dibangun oleh kampus tersebut.
STTC punya dua program studi yakni Teknik Sipil dan Arsitektur. Secara kelembagaan STTC terakreditasi baik oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Baca Juga:Rakornas Pranata Humas Sepakati Pentingnya Publikasi Bagi Kemajuan PTKINMahasiswa IAIN Cirebon Diajak Sadar Perubahan Iklim
Ketua STTC, Dr Adam Safitri ST MT menjelaskan, pembekalan K3 Migas diikuti oleh 20 peserta operator dan 20 peserta pengawas dari 12 perusahaan yang tergabung dalam Asrena Migas. Dr Agung Wahyudi Biantoro ST MT, Trainer dari Lembaga Pelatihan Kerja Teknik Indonesia (LPKTI) didaulat sebagai narasumber.
Di hari pertama, Selasa (28/3/2023) pembekalan dilaksanakan bagi 20 peserta operator K3 Migas. Materi yang disampaikan meliputi 9 unit kompetensi yang diatur dalam Undang-undang K3. Sedangkan di hari kedua, Rabu (29/3/2023) pembekalan untuk pengawas K3 Migas dengan materi 7 unit kompetensi.
“Terkait konten pembekalan untuk operator ada 9 unit kompetensi dan pengawas 7 unit kompetensi yang akan dibedah sesuai dengan materi yang akan diujikan,” kata Adam.
Adam menjelaskan, setelah dua hari pembekalan, para peserta akan mengikuti uji kompetensi sesuai tingkatan masing-masing, operator atau pengawas K3 Migas, pada Kamis (30/3).
“Di hari ketiga itu ada 5 sampai 6 asesor yang akan menguji para asesi baik operator maupun pengawas. Asesor merupakan kepanjangan dari BNSP dan LSPTTI,” kata Adam.
Berkaca dari pengalaman pembekalan dan uji kompetensi yang sudah dilakukan di STTC, semua peserta dinyatakan lulus. Begitupun untuk tahun ini, Adam berharap peserta mengikuti pembekalan dengan serius dan lulus uji kompetensi.
“Sehingga diperlukan pembekalan terlebih dahulu dimana kesiapan diri menghadapi ujian kompetensinya bisa matang dan bisa lulus yang nenjadi impian operator dan pengawas K3 Migas,” kata Adam.
Baca Juga:Humas IAIN Cirebon Dukung Inovasi Komunikasi PublikMasjid Al-Jamiah IAIN Cirebon Jadi Lokus Hisab Penentuan Awal Ramadhan
Sementara itu, Dr Agung Wahyudi Biantoro ST MT selaku Trainer LPKTI menerangkan, kebutuhan tenaga kerja profesional di industri Migas cenderung meningkat. Meski demikian, tak sembarang orang bisa bekerja di sektor Migas.