RAKCER. ID- Amerika adalah sebuah negara republik konstitusional federal yang terdiri dari lima puluh negara bagian dan sebuah distrik federal. Krisis ekonomi adalah salah satu hal yang paling ditakuti oleh negara di seluruh dunia. Bagaimana tidak, jika hal tersebut terjadi, kerugian akan menimpa pemerintah dan masyarakat sekaligus.
Amerika Serikat memiliki 2 pasar modal nasional, yaitu New York Stock Exchange (NYSE) dan American Stock Exchange (ASE), 7 (tujuh) pasar modal regional, yaitu Boston Stock Exchange, The Chicago Board Options Exchange, The Midwest Stock Exchange,The Pasific Stock Exchange, dan The Philadelphia Stock
Exchange dan 1 Over-The-Counter yang dikenal dengan NASDAQ (National Associations of Securities Dealers Automated Quotation).30 NASDAQ diperuntukkan bagi perusahaan kecil yang tidak bisa mencapai kualifikasi untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal nasional (NYSE dan ASE) untuk menawarkan sahamnya.
Baca Juga:Aset Cryptocurrency Hari ini Terjun bebas ! Ini PenyebabnyaMurah dan Terbaru iQOO Neo 3 dengan Performa Gaming yang Handal
NYSE dan ASE lebih banyak memperdagangkan efek, sementara bursa-bursa regional memfokuskan pada perdagangan option. Amerika Akhir-akhir ini sedang mengalami Krisis Ekonomi yang disebabkan oleh Krisis SVB berdampak pada pasar keuangan Amerika Serikat.
Krisis Amerika
Krisis Amerika tersebut akan mengalami penurunan PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti dan saham, serta naik turunnya harga karena inflasi.Kekhawatiran pasar dan warga AS semakin besar karena Signature Bank juga goyang dan diambilalih otoritas pada Minggu (12/3/2023).
Silicon Valley Bank menjadi kabar menggemparkan bagi industri keuangan dan perbankan global, khususnya di Amerika Serikat (AS).Kejatuhan tersebut terjadi setelah kenaikan suku bunga membawa periode yang penuh gejolak karena startup teknologi yang pernah terbang tinggi telah merusak hampir setiap kelas aset dari pasar uang hingga valas.
Pasar saham Indonesia tidak luput dari guncangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2% hari ini sementara rupiah melemah tipis. Krisis yang dialami oleh Amerika ternyata berdampak pada seluruh sektor dunia, salah satunya Indonesia yang mengalami sedikitnya Keberkahan dari Incedent tersebut.
Salah satu keberkahan dari Krisis ini ialah Pemilik KPR dan peminjam bank Krisis SVB diperkirakan mmebuat The Fed melunak. Rencana mereka mengerek suku bunga secara agresif lagi sepertinya sulit dilakukan.