RAKCER.ID – Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto mengeluarkan ultimatum kepada jajarannya jelang tahun politik atau Pemilu 2024 mendatang.
Kapolres Majalengka meminta agar anggotanya tidak terlibat dalam politik praktis di Pemilu 2024 mendatang sesuai aturan yang sudah berlaku.
Instruksi netralitas jelang Pemilu 2024 itu merupakan salah satu kebijakan dari program unggulan AKBP Indra Novianto, yakni Dinamis.
Baca Juga:Pergerakan Tanah Juga Mengancam Bantarujeg, Tanah Ambles Hingga 2 MeterKH Abdul Chalim Berjuang Bersama Hizbullah, Layak Menyandang Gelar Pahlawan Nasional
Sekedar diketahui, program Dinamis sendiri merupakan kepanjangan dari Disiplin, Iman, Netralitas, Antisipatif, Moral, Integritas, dan Solutif.
Indra menuturkan dengan program yang baru diluncurkan Jumat 7 April 2023 lalu itu, diharapkan setiap personel Polres Majalengka agar disiplin melaksanakan tugas. Jajarannya dituntut menjadi pribadi yang beriman.
“Dalam menghadapi dinamika politik personel Polres Majalengka dituntut netral tidak memihak terhadap partai politik manapun,” ujar kapolres.
“Kemudian harus Antisipatif, yaitu berarti setiap personil harus mempunyai langkah-langkah mengantisipasi setiap gangguan keamanan yang akan terjadi,” kata Indra, Senin 10 April 2023.
Kemudian Moral, yang berarti setiap personel yang melaksanakan tugas agar memperhatikan moral yang baik dan etika saat berhadapan dengan masyarakat.
Lalu Integritas, yaitu setiap personel harus mempunyai sikap jujur terhadap organisasi dan pimpinan.
“Yang terakhir Solutif, dimana personel diharapkan bisa memberikan solusi permasalahan hukum dan permasalahan lain yang sedang dihadapi masyarakat,” jelas dia.
Baca Juga:Bank Kuningan Raih 3 Penghargaan Top BUMD Award NasionalSatnarkoba Polres Kuningan Bekuk Pengedar Sabu, Amankan 23,37 Gram Paket di TPU
Selain program Dinamis, Indra juga mempunyai 11 program prioritas yang akan dijalankan. Program prioritas itu akan menjadi gebrakan Indra selama menjabat sebagai Kapolres Majalengka.
“Pertama memakmurkan tempat ibadah, kedua patepang sono sareng ulama, ketiga polisi blusukan, Keempat Ngobrol Mas (Ngopi Bareng Masyarakat), kelima ngabadantenkeun perkawis di Desa, keenam Bhatramas (Bhayangkara Mitra Masyarakat), ketujuh Jempol (Jumat Edukasi Masyarakat dari Polisi),” ujar dia.
“Lalu kedelapan Restoratif (Reserse Transparan, Objektif, Rajin dan Edukatif), kesembilan Pataka (Patroli Rawan Kecelakaan), kesepuluh polisi ada dimana-mana, dan yang terakhir Gerobak Senyum,” sambungnya. (hsn)