“Yang kami lakukan adalah mengontrol pintu-pintu air. Kami pastikan yang menjaga pintu itu adalah petugas. Jadi pembagian air itu merata sesuai kebutuhannya,” kata Agus.
Andaikan kebutuhan air irigasi tidak mencukupi sampai hilir, BBWS Cimanuk-Cisanggarung bakal lakukan intervensi langsung. Caranya melakukan penyemprotan air langsung ke area pertanian menggunakan springkle.
Pasokan airnya berasal dari mobil tangki air milik BBWS Cimanuk-Cisanggarung maupun milik Damkar setempat. Satu springkle mampu menjangkau satu hektare lahan pertanian.
Baca Juga:Swiss-Belhotel Cirebon Sediakan Menu Bukber IstimewaIAIN Cirebon Diundang Berkunjung ke MEDIU Malaysia
“Ini kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian begitu ada sawah yang kekurangan air segera laporkan ke kami. Supaya segera disemprot air,” katanya.
Tak cuma itu, BBWS Cimanuk-Cisanggarung juga berkolaborasi dengan Kodam Siliwangi menyertakaan vitamin tanaman, Bios, saat penyemprotan. Upaya ini bagian dari antisipasi gagal panen.
Terkait pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, BBWS Cimanuk-Cisanggarung merancang skema penampungan air hujan. Masyarakat yang tinggal di daerah tandus disarankan memiliki penampung air.
Namun begitu, BBWS Cimanuk-Cisanggarung tetap bakal membantu menyediakan penampung air berkapasitas besar berupa toren untuk daerah miskin yang rentan kelangkaan air. Penampung air ini akan diisi oleh mobil tangki air.
Agus menambahkan, upaya jangka panjang mengantisipasi kelangkaan air saat kemarau ialah menanam pohon peneduh saluran irigasi. Agar air tidak mudah menguap. Sebab saat cuaca panas, penguapan air terjadi begitu cepat. (*)