Dengan metode purba, produksi pertanian organik dinilai dapat lebih mudah dijalankan. Sebab, dedaunan, buah busuk maupun kotoran hewan dapat langsung diimplementasikan ke media tanam.
Metode purba, petani tak direpotkan dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang berat serta beban biaya pupuk kimia yang kian mahal.
“Yang penting adalah kemauan. Tinggal tugas pemerintah adalah memotivasi. Bagaimana sebuah komunal itu punya penghasilan dengan praktik bertani yang ramah lingkungan. Menghindari sekali kimia sintetis,” pungkas Harmono. (*)