RAKCER.ID – Novel Cantik itu Luka diterbitkan pertama kali pada tahun 2002, Novel tersebut merupakan salah satu karya penulis indonesia yang cukup populer yaitu Eka Kurniawan.
Eka Kurniawan sering kali menuliskan beberapa buku fiksi dengan tema yang serius dan menjadi best seller dikalangan penggemarnya.
Buku yang paling populer akhir-akhir ini adalah Novel Cantik itu Luka, bahkan novel tersebut menarik perhatian negara lain.
Baca Juga:Sinopsis A Man Called Otto, Bikin Nguras Air MataSharp Rilis Produk Baru, Kali ini Bukan Kulkas Loh
Tidak heran jika Novel Cantik itu Luka menjadi populer pada akhir-akhir ini, karena nover tersebut pernah diterjemahkan ke bahasa Jepang dengan judul Bi wa Kizu.
Selain telah diterjemahkan oleh bahasa asing, Novel Cantik itu Luka membawa Eka Kurniawan menjadi pemegang penghargaan prestisius Prince Claus Award dari Kerajaan Belanda pada tahun 2018.
Melalui Novel Cantik itu Luka, Eka Kurniawan dianggap dapat menggambarkan sejarah Indonesia yang sangat kompleks melalui karyanya walau menggambarkannya lewat karya fiksi.
Website resmi milik Prince Claus Award seringkali membandingkan semua karya Eka Kurniawan dengan gaya penulisan dari Gabriel Garcia Marquéz.
Hal tersebut termasuk Cantik itu Luka, Cantik itu Luka juga dianggap memiliki kemiripan gaya penulis sama dengan Seratus Tahun Kesunyian karya Gabriel Garcia Marquéz yang diterbitkan pada tahun 1967.
Lalu bagaimana jalan cerita dari Novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan ini? simak artikel berikut untuk mengetahuinya.
Sinopsis Novel Cantik itu Luka Karya Eka Kurniawan
Novel Cantik Itu Luka memilikih kisah yang menceritakan kehidupan dari Dewi Ayu. Dewi Ayu merupakan pelacur yang memiliki paras yang cantik saat zaman kolonial.
Baca Juga:3 Hero Mobile Legends yang Punya Awalan Huruf V, Ada yang PopulerNewcastle United Kunci Zona Liga Champions Untuk Pertama Kalinya
Sejak kecil, Dewi Ayu hidup tanpa asuhan dari ayah dan ibunya karena mereka terjalin dalam hubungan yang tidak sepantasnya yaitu mereka menjalin perkawinan dengan saudara tiri.
Walau Dewi Ayu tidak diasuh oleh kedua orang tuanya, dirinya diasuh oleh kakek neneknya. Dewi Ayu hidup menjadi gadis kuat dan pemberani.
Hal tersebut dibuktikan saat dirinya masuk penjara saat jepang menjajah Hindia Belanda (Indonesia saat itu).
Saat Dewi Ayu mendekam di penjara, Dewi Ayu menyerahkan keperawanannya demi membantu kawannya yang ada di tempat penampungan.