RAKCER.ID – Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) IAIN Cirebon menindaklanjuti kesepakatan kerja sama dengan Madinah International University (MEDIU) Malaysia terkait program kampus siber. Hal ini dibahas dalam kunjungan resmi perwakilan IAIN Cirebon di MEDIU Malaysia, belum lama ini.
Hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Rektor MEDIU Dr Abdullah Bin Saad Al-Arefi, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Tayyeb Al-Mabruki, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Dr Abdul Shomad Dukuri, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengembangan Prof Dr Asma Binti Abdurrahman serta Direktur Hubungan Kerjasama Prof Dr Elsayed Salem.
Menyambut tindak lanjut kerja sama Jurusan BSA IAIN Cirebon dan MEDIU Malaysia, Rektor IAIN Cirebon, Prof Dr H Aan Jaelani MAg menyatakan pada penandatangan MoU, bahwa kerjasama dengan MEDIU Malaysia menjadi penting dalam merealisasikan penguatan program Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca Juga:UM-PTKIN 2023 Segera Digelar, Berikut Ini Daftar 59 Lokasi Ujian MasukWisuda XXVI IAIN Cirebon Hari Kedua Khusus Bagi FITK dan FDKI, Songsong Era Industri 4.0 dan Era Society 5.0
“Hal ini secara konsisten akan dilakukan sebagai program prioritas IAIN Syekh Nurjati mewujudkan visi sebagai World Class University (WCU) dan Center for Excellences,” tegas Aan.
Demikian juga sambutan yang disampaikan Rektor MEDIU Malaysia, di mana pihaknya menyambut baik tindak lanjut kerjasama yang dirumuskan, setelah keduanya melakukan perjanjian kerjasama pada 14 April 2023 lalu.
Menurutnya, kunjungan BSA menunjukkan keseriusan IAIN Cirebon dalam menjallin kerjasama dengan MEDIU, khususnya dalam pengembangan keilmuan jurusan Bahasa dan Sastra Arab.
Selain itu, MEDIU Malaysia juga merupakan perguruan tinggi Islam pertama di Malaysia yang menerapkan model pendidikan siber, dengan pengelolaan teknologi informasi yang terpadu dan futuristik.
Hal ini yang kemudian direspon dengan baik oleh delegasi BSA IAIN Cirebon, sebagai bagian dari civitas akademika PTKIN persiapan kampus Islam Siber pertama di Indonesia.
Erfan Gazali, Kordinator program IMP menjelaskan bahwa aplikasi Learning Management System (LMS) bernama CMS yang dimiliki oleh MEDIU menjadi salah satu referensi model yang baik, karena telah meniadakan proses pengelolaan lembaga secara manual.
“IAIN Syekh Nurjati juga telah mengembangkan model LMS terpadu yang baik, dan momentum ini sekaligus sebagai benchmarking dalam meningkatkan performa dan inovasi digital yang perlu dilakukan,” tuturnya.