Kondisi seperti ini sebetulnya hampir setiap tahun terjadi akibat Sungai Cibuaya lebih cepat mengering. Biasanya sawah dialiri air dari Sungai Cibuaya, namun sekarang Sungai Cibuaya mengalami pendangkalan yang cukup parah.
Akibat pendangkalan dan penyempitan lebar sungai tersebut, di saat musim penghujan mudah banjir dan airnya membanjiri pesawahan. Sebaliknya di saat kemarau sungai mudah kering dan sawah tidak bisa dialiri air.
“Kemungkinan gagal panen ini pun sejak awal sudah diduga karena petani terlambat tanam saat MT II. Andai saja begitu panen langsung ditanami lagi kondisi tanaman tidak akan separah ini, namun masih bisa tertolong karena usia tanaman sudah lebih tua,” ungkap Carsidik yang berharap ada solusi dari pemerintah untuk para petani.
Baca Juga:Riwayat Kecap Asli Majalengka, Mencoba Bertahan di Tengah Fluktuasi Harga Bahan BakuKecap Asli Majalengka Tembus Pasar Arab Saudi, Andalan di Restoran Seberang Masjidil Haram
Menurutnya, hampir sebagian besar petani di wilayahnya ikut menjadi peserta asuransi pertanian untuk mengantisipasi gagal panen. Namun dari polis asuransi pendapatannya tidak sebesar jika sawah dipanen dengan normal.
“Kalau asuransi kan hanya diperoleh sekitar enam juta-an per hektare, itu pun jika POPT menyetujui ajuan. Sedangkan bila dipanen, pendapatan petani bisa lebih dari nilai asuransi,” pungkas Carsidik.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka melakukan pemetaan daerah yang terancam kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana mengatakan, sedikitnya ada 30 desa di 12 kecamatan masuk ke dalam daftar daerah rawan kekeringan.
30 desa itu tersebar di berbagai daerah, baik Majalengka selatan, utara, maupun Majalengka bagian timur.
“Dari 30 desa itu, tujuh di antaranya berada di Kecamatan Argapura, kecamatan itu paling banyak menyumbang desa rawan kekeringan,” ujar Rezza.
Kekeringan yang dimaksud, kata Rezza, yakni kekeringan dalam arti kekurangan air bersih. “Kekeringan yang dimaksud masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih,” ucapnya.
Baca Juga:4 Lokasi Kemah di Sindangwangi Kabupaten Majalengka, Bikin Betah Turis AmerikaViktor Axelsen Incar Hat-trick Indonesia Open 2023, Anthony Sinisuka Ginting Percaya Diri
Adapun untuk kekeringan yang berdampak terhadap lahan pertanian, lanjut dia, kemungkinan besar jumlahnya akan berbeda.
“Sedangkan kekeringan yang mengakibatkan gagal panen, bakal berbeda dengan yang kami miliki. Data itu (kekeringan yang berdampak terhadap lahan pertanian) menjadi tanggung jawabnya Dinas Pertanian. Walaupun pada penanganan akhirnya nanti kami (BPBD) juga bisa terlibat,” jelas dia. (hsn)