Hossein Mutaqhi menyampaikan tentang pentingnya dialog dalam rangka menciptakan keharmonisan hidup antar agama. Bahwa betapa pentingnya kekuatan dialog, pemikiran, argumentasi yang tidak bisa diabaikan di tengah kekuatan lainnya, yakni fisik dan militer.
Selanjutnya Ammar Fauzi menyampaikan tentang filsafat dan iman. Bahwa tantangan yang kita hadapi terkait dialog antar agama-agama adalah atheisme dan otonomi manusia, perdukunan dan supranatural, liberalisme dalam beragama, budaya asing: Bid’ah dan produk manusia yang bisa salah.
Kemudian Kholid Al Walid menyampaikan tentang Religion on Islamic Philosophy Perspective, yang di dalamnya membahas kesatuan agama-agama (Wahdat al-Adyan), Pluralitas Agama-Agama dan Ashalat al-Adyan.
Baca Juga:Tim Lomba Debat Bahasa Inggris IAIN Cirebon Finish ke-4 OASE 2023, Ternyata Persiapannya Gak Main-mainPejabat Struktural IAIN Cirebon Dilantik, Rektor Beri Pesan Penting Untuk Pejabat Baru
Dalam pluralitas agama bahwa agama memiliki independensi masing-masing, karena masing-masing agama hadir dalam zaman dan waktu yang khusus.
“Karenanya ketika agama hadir di zaman dan waktu yang sama sering sekali terjadi penegasian karena umumnya pada pola ini setiap agama mengklaim sebagai pemilik kebenaran,” terang dia.
Terselenggaranya konferensi ilmiah ini yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan mengenai dialog antar agama yang penting dipahami oleh kita semua, terlebih melihat masyarakat Indonesia yang sangat heterogen.
“Rangkaian agenda ilmiah ini juga diharapkan dapat mendukung langkah strategis Fakultas Ushuluddin dan Adab menuju fakultas yang unggul dan terkemuka serta mendunia,” terangnya. (*)