Tahun lalu, Presiden Yoon Suk-yeol dengan penuh semangat mengadvokasi perubahan tersebut.
Dia mengklaim bahwa teknik estimasi usia konvensional menempatkan “beban sosial dan ekonomi yang tidak perlu”.
Misalnya, ketidaksepakatan sering muncul saat mengalokasikan pembayaran asuransi dan memutuskan apakah seseorang memenuhi syarat untuk program bantuan pemerintah.
Baca Juga:Calon Juara Nih, Segera Rilis Poco F5 GT 5G dengan Snapdragon Dimensity 9.200 Cek Spesifikasi dan HarganyaRealme Menggila, Realme GT Neo 5 SE Hanya 4 Jutaan Saja
Serta pada bulan Desember tahun lalu, anggota parlemen memutuskan untuk memperluas sistem konvensional.
Majelis nasional mengeluarkan revisi hukum untuk menyatukan sistem usia korea selatan yang berbeda desember lalu.
Revisi tersebut mulai berlaku mulai 28/6/23 ini.
Menurut undang-undang kementrian pemerintah, usia akan dihitung berdasarkan sistem internasional di sebagian besar keadaan hukum dan sosial, seperti dalam kontrak dan dokumen resmi, kecuali cara penghitungan tertentu disebutkan didalamnya.
Meski demikian, beberapa undang-undang terus menghitung usia dari tahun kelahiran.
Usia legal untuk minum dan merokok, usia yang memenuhi syarat untuk mengikuti ujian pegawai negeri, dan usia pria korea selatan untuk mengikuti wajib militer adalah pengecualian lain yang tidak terpengaruh perubahan tersebut.
Maka sistem penghitungan usia berdasarkan tahun baru akan tetap berlaku dalam kasus seperti itu.
Demikian informasi mengenai perubahan metode usia warga Korea Selatan. (*)