RAKCER.ID– Tantrum pada anak biasanya terjadi pada anak-anak yang energik dan aktif.
Selain itu, anak-anak “sulit” yang menunjukkan ciri-ciri seperti sulit makan, sulit tidur, sulit berinteraksi dengan orang lain, sulit menyesuaikan diri dengan perubahan, tidak sabar, dan sulit teralihkan perhatiannya lebih cenderung mengalami tantrum.
Anak usia 0-5 tahun sering mengalami tantrum.
Alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu tahapan perkembangan emosi anak usia 0 sampai 5 tahun sebelum berbicara lebih jauh mengenai masalah tantrum.
Setiap individu pasti memiliki emosi, begitu juga dengan anak.
Baca Juga:Sinopsis Home School, Drama Thailand 2023 yang Penuh MisteriIntrovert Wajib Tahu!! Kenali 4 Jenis Introvert Nomor 3 Pasti Kamu Banget
Sebenarnya anak-anak lebih emosional daripada orang dewasa, karena anak-anak belum bisa mengendalikan emosinya sendiri.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting. Masalah bahasa juga menjadi faktor penyebab anak tantrum.
Mengenal apa itu TantrumÂ
Tantrum adalah anak-anak prasekolah yang menunjukkan perilaku buruk sering membuat ulah.
Anak-anak yang mengalami tantrum mungkin melakukan hal-hal seperti tertidur di lantai, meronta-ronta, menjerit, dan biasanya menahan napas.
Tantrum biasanya normal, terutama pada anak-anak yang kesulitan mengungkapkan kekesalannya secara verbal.
Interpretasi khas dari perilaku tantrum adalah reaksi agresif anak terhadap ketidaknyamanannya (kekurangan).
Hal ini disebabkan balita belum mampu mengomunikasikan apa yang mereka inginkan, rasakan, atau butuhkan.
Namun, sebagai hasil dari peningkatan kemahiran linguistik, amukan berangsur-angsur membaik.
Baca Juga:Sinopsis D.P Season 2, Serial Netflix yang Menceritakan Sisi Gelap Wajib Militer Korea SelatanJadi Lawan Main di Drama, Yoona SNSD dan Junho 2PM Dikabarkan Berpacaran
Penyebab tantrum pada anak
Anak-anak yang mengamuk biasanya disebabkan oleh iritasi, kemarahan, dan frustrasi.
Mungkin juga muncul jika anak lapar, lelah, atau tidak nyaman.
Anak-anak berjuang untuk mengekspresikan kebutuhan dan keinginan mereka, yang mengarah pada perilaku kekerasan ini.
Namun, Anda tidak perlu khawatir tentang ini.
Kemampuan berbahasa anak akan berkembang seiring bertambahnya usia.
Sebagai bagian dari tahap awal perkembangan sosial emosional, anak juga lebih mampu mengendalikan emosinya.
Cara mengatasi tantrum pada anak
- Ibu harus tetap tenang. awalnya, jika sang ibu merasa lebih emosional pastikan anda tenang saat berbicara dengan anak anda untuk mencegah trauma di kemudian hari dari kata-kata yang diucapkan.
- Pastikan untuk tidak mengkritik perilaku anak dengan pernyataan seperti “kamu tidak boleh menangis saat kamu besar” atau “berhenti menangis” saat ibu berbicara kepada anaknya.
- Anda perlu tahu penyebab tantrum pada anak. Ini karena tantrum pada anak dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti keinginan yang tidak terpenuhi atau menahan emosi lapar atau kesepian. Menanyakan langsung kepada anak “Apakah kamu lapar?” atau “Apakah kamu masih mengantuk?” adalah salah satu pendekatan untuk menentukan penyebabnya jika mereka tidak dapat mengungkapkannya sendiri.Anak itu mungkin menggelengkan kepalanya atau mengangguk. Akan lebih mudah bagi anda untuk mengatasi tantrum jika anak memahami alasan di baliknya.