Masyarakat Kampung nya menganut agama Islam dan juga sangat memegang teguh adat istiadat yang diturunkan oleh nenek moyang mereka.
Karena luas Kampung ini terbatas dan pembangunan rumah baru tidak memungkinkan lagi, banyak warga adat Sa Naga yang tinggal di luar Kampung Naga dan kampung Neglasar. Beberapa dari mereka bahkan tinggal di Kota Garut, Tasikmalaya, Bandung dan Cirebon.
Masyarakat inipun masih patuh mengikuti adat dan tradisi nenek moyang mereka. Misalnya, jika ada adat dan upacara Sa Naga yang berpusat di Kampung Naga, maka mereka harus datang ke Kampung Naga untuk melaksanakannya secara bersama-sama.
Baca Juga:Mewah Sih Tapi, Cek Kelebihan dan Kekurangan OPPO A78 5G Disini Biar Nggak NyeselHarus Tau! 5 Jurusan Kuliah Menjanjikan Pada Era Digital Dengan Peluang Kerja Luas
Nenek moyang kota Naga (Sa-Naga) yang meneruskan silsilah dan adat istiadat suku Naga adalah Kakek Dalem Eyang Singaparna. Makamnya berada di kawasan hutan sebelah barat Kampung tersebut. Makam kakek Dalem Singaparna dianggap sebagai makam suci yang dikunjungi setiap kali upacara adat atau lainnya dirayakan atau dilakukan, baik oleh masyarakat desa Naga maupun oleh keturunan yang termasuk dalam tradisi Sa Naga.
Keunikan Kampung Adat Naga juga terletak pada arsitektur bangunannya yang membedakannya dengan arsitektur bangunan pada umumnya.
Mulai dari letak, bentuk, orientasi rumah, bahan yang digunakan untuk membangun rumah, pola desa, hingga tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang mengikuti aturan yang ditetapkan oleh nenek moyang, pelanggaran terhadap aturan tersebut dianggap sebagai pelanggaran.
Jalan yang bisa membahayakan tidak hanya pelanggar tapi seluruh isi Kampung Adat Naga dan masyarakat Sa-Naga. Penyebaran nilai-nilai budaya global berdampak besar pada lingkungan budaya lokal.
Di Jawa Barat peluang untuk melestarikan, menghadirkan dan memanfaatkan kekayaan budaya atau cagar budaya untuk kepentingan masyarakat dan umumnya masih sangat minim.
Pencatatan dan pendokumentasian kampung adat Naga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai budaya daerah yang positif dan signifikan, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memahami adanya keragaman budaya dengan cara menghargai keragaman tersebut.
Proses penerimaan merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui fotografi, perekaman video, observasi dan wawancara.
Baca Juga:Gampang! 7 Cara Mudah Memesan Hotel Melalui Traveloka 2023Mewah Terbawah! Kelebihan dan Kekurangan Ponsel Genggam Vivo Y36 yang Wajib Diketahui
Dilihat dari pola atau bentuknya, Kampung Naga memiliki pola yang mengelompok dengan lahan terbuka di bagian tengah dan kolam di bagian depan kampung. Rumah dan bangunan dengan atap memanjang ke timur dan barat.