RAKCER.ID – Jurusan Sosiologi Agama IAIN Cirebon dukung pencegahan stunting. Itu dilakukan jurusan SA Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) tersebut, melalui kerja sama dengan Pemerintah Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon merilis kampung SDGs pada Kamis, 13 Juli 2023.
Kampung SDGs merupakan bagian dari perwujudan program Pengabdian kepada Masyarakat Jurusan Sosiologi Agama sekaligus sebagai kerjasama antara Jurusan Sosiologi Agama bersama pemerintah Kelurahan Argasunya.
Kampung SDGs kepedannya akan menjadi laboratorium sosial mahasiswa dan dosen di Jurusan Sosiologi Agama. Selain itu, melalui kampung SDGs diharapkan mampu mendukung pembangunan di wilayah Argasunya dan menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi.
Baca Juga:Crab 1818 Hadirkan Suasana Kota Tua Yunani di Cirebon, Yuk Coba Menunya, Josss BingitFDKI IAIN Cirebon Gelar Workshop Pendampingan Penulisan Artikel Internasional
Menurut Ketua Jurusan SA, Musahwi MSosio tujuan pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat di Argasunya merupakan bagian dari dari Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk mendukung pembangunan yang sedang digalakan oleh pusat sampai ke daerah khususnya terkait penanganan stunting.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengambil titik lokasi di RT 05 RW 09 Kampung Cibogo Kelurahan Argasunya dan dihadiri oleh Narasumber dari Pengelola Daycare Syekh Nurjati, Lutfatulatifah MPd.
“Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat dari kalangan orang tua maupun remaja,” jelas Musahwi.
Menurut Kasi Pemerintahan Umum dan Trantib Kelurahan Argasunya, M Haryono, edukasi tentang stunting sangat dibutuhkan mengingat angka stunting di Kelurahan Argasunya cukup tinggi sekitar 200 anak.
“Kedepannya diharapkan kerjasama antara Jurusan Sosiologi Agama dan Kelurahan Argasunya dapat berjalan dengan baik sehingga pihak jurusan mampu mendorong pembangunan di wilayah kelurahan dan mampu menjadikan argasunya sebagai laboratorium sosial untuk mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terintegratif,” ucapnya.
Ada pun angka stunting di Kota Cirebon yang dikeluarkan oleh Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 30,6 persen. Angka ini cukup tinggi sehingga menempatkan Kota Cirebon berada di urutan keempat tertinggi bersama Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung.
Namun angka ini menurut Maria jauh berbeda dari hasil pemantauan rutin yang diolah melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) yang menunjukkan persentase balita stunting pada 2020 hingga 2023 sebanyak 13,6 persen, 13,4 persen, dan 12,83 persen.