CIREBON, RAKCER.ID – KKN 115 IAIN Cirebon gelar Workshop Sejarah dan Kebudayaan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.
Acara Seminar dan Workshop ini diadakan pada hari Sabtu (15/7/2023) bertempat di Balai Desa Paniis. Program KKN ini diinisiasi oleh mahasiswa dari kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan tahun ini mengangkat tema “Eksplorasi Sejarah dan kebudayaan lokal Desa Paniis” sebagai fokus utama kegiatan.
Pada acara seminar ini, dibuka oleh salah satu jajaran perangkat desa dan beberapa tokoh masyarakatpun ikut andil hadir dengan antusias.
Baca Juga:Mahasiswa KKN Gaharu Keluarga Kelompok 29 Menggelar Seminar Parenting dan Paham StuntingJurusan Sosiologi Agama IAIN Cirebon Dukung Pencegahan Stunting
Kesenian tradisional pada pengenalan ini merupakan salah satu alat musik tradisional asli Kuningan yang terbuat dari bambu dan merupakan salah satu ikon Kesenian yang sampai saat ini masih eksis dalam bidang kesenian yaitu alat musik tradisional dan angklung.
Dalam hal ini perlu adanya dorongan dan pengenalan kembali dalam mengupayakan sejarah serta Kesenian tradisional desa Paniis dalam acara seminar ini.
Program diadakannya kegiatan ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa dan masyarakat untuk terlibat aktif dalam mengeksplor serta mengembalikan sejarah dan kesenian akan Desa Paniis.
Karena perlu diketahui bahwa sejarah asli desa Paniis ini minim sekali diketahui oleh masyarakat dalam desanya sendiri, dan alat musik tradisional juga sudah minim diketahui oleh masyarakat dan anak muda.
Kegiatan workshop dan seminar ini diisi oleh pemangku sejarawan Desa Paniis yaitu Moh Saap dan kebudayaan lokal bidang seni oleh Aki Otoy
Dalam penyampaian materi sejarah, bapak Saap menyampaikan temua-temuan peninggalan palisan, seperti bebatuan, makam, arca dan juga lainnya. Dan juga menjelaskan asal usul desa Paniis itu sendiri.
Sedangkan dalam penyampaian materi kebudayaan lokal yaitu Aki Otoy menyampaikan bahwa asal mulai Kesenian angklung dan calung ini yaitu terbuat dari potongan bambu yang di pukul guna untuk mengusir burung di sawah, dalam hal itu sehingga terinspirasi dan jadilah sebuah alat musik yang dinamain angklung dan calung.
Baca Juga:Crab 1818 Hadirkan Suasana Kota Tua Yunani di Cirebon, Yuk Coba Menunya, Josss BingitFDKI IAIN Cirebon Gelar Workshop Pendampingan Penulisan Artikel Internasional
Perlu diketahui diadakannya kegiatan ini yaitu memberikan nilai positif dan dukungan dari masyarakat setempat.