CIREBON, RAKCER.ID – Siapa yang tak mengenal pandawara Grup, Pandawara Group, sebuah pasukan hebat yang beranggotakan lima pahlawan muda, yakni Rafli Pasya (22), Agung Permana (22), Gilang Rahma (22), Muchamad Iksan (21), dan Rifki Sa’dullah (22), telah mengukir kisah luar biasa.
Group ini dibentuk bermula dari persahabatan yang tumbuh di koridor SMA yang sama. Tujuan mereka utamanya adalah Menaklukkan gunung sampah dan membersihkan sungai-sungai yang telah terabaikan oleh kesadaran warga sekitarnya.
Pada tanggal 22 Agustus 2022 lalu menjadi babak baru dalam perjalanan mereka. Mereka tak lagi membiarkan diri terjebak dalam kebosanan, melainkan merespons panggilan tindakan. Banjir yang berulang kali merendam daerah kelahiran mereka di wilayah Kopo, Kota Bandung, menciptakan semacam dorongan. Kemarahan berubah menjadi tekad, dan mereka bertekad mengubah kondisi.
Baca Juga:Sinopsis Film Total Recall, Film yang Membawa Kita Ke Masa Depan dengan Perbedaan Dua DimensinyaWinter Aespa Mendapat Ancaman Pembunuhan, SM Entertaiment tak Tinggal Diam !
Mereka berlima dipicu dari kesadaran diri mereka dan keprihatinan dengan adanya banji-banjir di Indoneisa, Menurutnya dengan menyadari bahwa meratap dan hanyta melihat di bawah banjir tidak akan mengubah kondisi apapun.
Inisiatif dan inovasi baru perlu dilakukan menurutnya, kelima pemuda hebat ini mulai membersihkan sungai-sungai yang saling berhubungan di sekitar tempat tinggal mereka. Setiap kotoran yang mereka angkat adalah doa agar air sungai mengalir tanpa hambatan apapun.
“Sudah sejak sebelum viral, kami telah merintis aksi ini,” ungkap Gilang dengan tegas, saat berbicara dalam acara “Bukan Curhat Bang” di kanal YouTube Denny Sumargo. Mereka adalah pelaku sejati, bukan sekadar pencari perhatian. Namun, kendati telah berkali-kali membersihkan, tumpukan sampah tak pernah henti datang. Itulah titik balik. Mereka tak lagi mengarahkan pembersihan hanya pada perbatasan rumah, melainkan memutuskan untuk merangkul lebih banyak.
Setelahnya kelima sahabat ini tak hanya berkutat di wilayah bandung mereka menjelajahi lebih jauh, mencari jejak “sampah kiriman” yang tak henti membanjiri sungai-sungai. “Misalnya kami membersihkan sungai B, warga di sana mengatakan bahwa sampah ini datang dari sungai A. Kami mendatangi sungai A, dan kisah yang sama muncul dari warga sana,” ujar Gilang, mengisahkan perjalanan mereka yang menapaki jejak sampah hingga ke sumbernya. seperti dikutip dari Channel YouTube Denny Sumargo.