MALANG, RAKCER.ID – Gunung Bromo sebuah nama yang melambangkan keagungan dan kemegahan alam Indonesia, mengusung cerita yang kaya akan sejarah dan legenda.
Sebuah objek wisata Gunung Bromo yang dibalik keindahannya memiliki cerita dan legenda yang jarang diketahui.
Dalam kepulan asapnya yang anggun dan lautan pasirnya yang menawan, tersembunyi cerita-cerita dari masa lalu yang masih memancarkan pesonanya hingga kini.
Baca Juga:Panduan Lengkap Wisata Air Terjun Madakaripura, Pesona Keajaiban di Lereng Gunung BromoPetualangan Seru di Lautan Pasir Bromo: Mengintip Pesona Pasir Berbisik Kawasan Gunung Bromo
Berikut Sejarah dan Legenda Gunung Bromo
Cerita Asal Nama Gunung Bromo: Brahma dan Suku Tengger
Gunung Bromo awalnya dikenal dengan nama Gunung Brahma oleh masyarakat Suku Tengger. Nama ini merujuk pada kepercayaan agama Hindu, di mana Gunung Brahma adalah tempat yang dianggap suci.
Namun, seiring berjalannya waktu, nama ini mengalami perubahan dan akhirnya disebut sebagai Gunung Bromo oleh masyarakat Jawa.
Suku Tengger, sebagai masyarakat asli yang tinggal di kaki Gunung Bromo dan Gunung Semeru, memiliki peran penting dalam sejarah dan legenda ini. Konon, asal usul nama Tengger berasal dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger.
Roro Anteng dan Joko Seger merupakan pasangan yang dipercayai sebagai cikal bakal nama Tengger. “Teng” berasal dari akhiran nama Roro An-“teng,” sedangkan “ger” berasal dari akhiran nama Joko Se-“ger.”
Cerita Asal Usul Suku Tengger: Cinta dan Pengorbanan
Cerita legenda Roro Anteng dan Joko Seger mengisahkan tentang dua tokoh yang memiliki peran besar dalam membentuk identitas Suku Tengger.
Roro Anteng, yang diyakini dilahirkan dari titisan dewa, memiliki kecantikan dan keelokan yang luar biasa. Di sisi lain, Joko Seger lahir dengan fisik yang bugar dan tangisan yang keras.
Kisah cinta di antara mereka berujung pada sebuah perjanjian yang tragis. Untuk mendapatkan keturunan, mereka harus mengorbankan anak bungsu mereka dengan mengorbankannya ke kawah Gunung Bromo.
Baca Juga:Nokia X500 5G: Menggebrak dengan Kecepatan dan Kinerja UnggulMenggali Peningkatan Menarik dari Samsung Galaxy Tab S9: Apakah Upgrade dari Galaxy Tab S8 Diperlukan?
Namun, dalam keadaan terjilat api, sang anak menghilang dalam kawah. Muncullah tradisi setiap bulan Kasada, di mana masyarakat Tengger mempersembahkan hasil bumi kepada Hyang Widi di kawah Gunung Bromo.