Dengan kata lain, mereka lebih cenderung tidak setia kepada pasangan mereka. Selain itu, alel yang lebih panjang menunjukkan bahwa lebih banyak hormon yang harus dikonsumsi, yang menyebabkan ketidaksetiaan untuk memenuhi kebutuhan hormon ini. Selain itu, genetik bukan sesuatu yang tidak dapat diubah.
Memiliki “gen selingkuh” tidak berarti bahwa gen tersebut secara otomatis mengontrol perilaku manusia atau membenarkan ketidaksetiaan. Karena kita sebagai manusia seharusnya dapat mengontrol perilaku kita dan memahami mana yang benar dan salah.
Gen tidak satu-satunya faktor yang memengaruhi perilaku selingkuh seseorang. Perselingkuhan adalah perilaku yang sangat kompleks, menurut The Guardian. Simak berita dan artikel menarik lainnya hanya di Google News. (*)