CIREBON, RAKCER.ID – Pemerintah Kota Cirebon melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) telah mengumumkan 10 paket proyek pengadaan langsung (dasung).
Sepuluh paket proyek tersebut berupa kegiatan perbaikan jalan dengan nilai masing-masing Rp180 juta. Meski begitu, hanya 6 paket proyek yang telah teken kontrak. Sedangkan 4 paket proyek lainnya batal digelar.
Nah, 6 paket proyek bakal dikerjakan tak satupun kontraknya dipegang oleh kontraktor lokal Kota Cirebon. Hal ini memicu kecemburuan kontraktor lokal, sebab mereka tak kebagian garapan.
Baca Juga:Sekda Kota Cirebon Bantah Isu Monopoli ProyekDua Hari di Cirebon, Ma’ruf Amin Bakal Resmikan Masjid dan Kunjungi Dua Pondok Pesantren
Salah satu kontraktor lokal Kota Cirebon, Herawan Effendi menyayangkan hal tersebut. Padahal, kata dia, di Kota Cirebon banyak pengusaha jasa konstruksi yang punya kemampuan menggarap proyek tersebut.
“Dan beberapa pengusaha dari beberapa asosiasi telah mengirim surat baik ke dinas maupun ULP. Isi suratnya adalah permohonan menjadi rekanan untuk kegiatan di lingkungan pemerintah Kota Cirebon,” jelas Effendi.
Justru yang terjadi, 6 paket proyek yang bakal digelar tersebut hanya dipercayakan pada tiga kontraktor yang notabene tidak berasal dari Kota Cirebon.
“6 paket yang posisinya sudah penandatanganan kontrak, perusahaan yang diundang oleh pengguna jasa hanya 3 perusahaan yang domisilinya tidak di kota cirebon,” jelasnya.
Menurut Effendi, 3 kontraktor yang menggarap 6 paket proyek tersebut masing-masing berasal dari di Kabupaten Bogor, Jakarta dan Kabupaten Cirebon.
“Dengan hanya mengundang 3 perusahaan yang bukan perusahaan Kota Cirebon, menurut kami ini bukti bahwa penguasa Kota Cirebon tidak berpihak kepada pengusaha Kota Cirebon,” tambahnya.
Effendi mengakui, penunjukan penggarap paket proyek dasung merupakan kewenangan atau hak dari pengguna jasa. “Tapi menurut kami sangatlah tidak adil kalau paket kegiatan dilingkungan pemerintah kota tidak dipercayakan kepada kami pengusaha Kota Cirebon,” katanya.
Baca Juga:Nguri-nguri Budaya, Maba FITK IAIN Cirebon Diajari Tidak Lupa Jati DiriMahasiswa BKI Disiapkan Lanjut Studi atau Kerja di Jerman
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi menyebut paket proyek di Kota Cirebon hampir pasti dilakukan secara dasung. Mengingat tenggat waktu yang terbatas.
“Persiapan teknisnya kan sebagian besarkan di proses pengadaan langsung ya. Yang di pelelangan nggak cukup (waktu, red) kalau pelelangan,” ujar Agus.
Ditambah lagi keterbatasan anggaran. Menurut Agus, hal ini yang memicu pengerjaan paket proyek di Kota Cirebon lambat terealisasi.