Ia pun mengaku perlu menyampaikan dihadapan Wapres, bahwa arsitek masjid ini, adalah seorang Brigjen Nengah. Identitasnya seorang Hindu. Namun, sudah membangun beberapa masjid. “Seperti Masjid Moeldoko, Masjid Hadi Cahyanto, sekarang Syarif Abdurachman,” tuturnya.
Dudung menceritakan pengambilan nama Syarif Abdurachman berasal dari dua sosok berpengaruh di masa penyebaran islam di Cirebon tempo dulu. Yakni dari nama Syarif Hidayatullah dan Syekh Abdurachman.
“Kalau Syarif nya itu, Sunan Gunung Jati, kalau Abdurachman itu, dari pamannya, Syekh Abdurachman. Nah sekarang Dudung Abdurachman itu, cucunya berarti,” katanya, disambut dengan tepung tangan.
Baca Juga:70 Persen Bacaleg Kabupaten Cirebon Lulusan SMANasDem Akui, Cirebon Bukan Kandang Anies Baswedan
Ia pun membenarkan, masjid yang daya tampungnya bisa mencapai 1.750 orang itu, mengangkat kearifan lokal Kesultanan Cirebon. Mengadopsi kearifan di Jawa. Nilai estetika kearifan lokalnya tidak dihilangkan, sebagai sarana dakwah, agar bisa lebih mengena di masyarakat. (zen)