“Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada ekosistem laut dalam dalam 100 tahun mendatang,” jelas Choi.
Jepang mengklaim mereka harus mulai mengeluarkan udara karena tangki penyimpanan yang menampung sekitar 1,3 juta ton sudah penuh.
Air tersebut telah disuling setelah terkontaminasi oleh kontak dengan bahan batang bahan bakar di dalam reaktor, yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011.
Pelepasan awal sebanyak 7.800 meter kubik akan berlangsung kurang lebih 17 hari.
Baca Juga:Sinopsis Drama Korea Terbaru ‘ A Good Day To Be A Dog’ yang dibintangi Cha Eun Woo dan Park Gyu Young dan akan Segera Tayang Oktober 2023 MendatangTerancam 12 Tahun Penjara, Ammar Zoni Tak Kuasa Menahan Tangis dan Ngaku Pakai Narkoba Karena Ingin Kuruskan Badan
Pendapat Para Ahli mengenai Limbah Nuklir Jepang yang dibuang ke laut
Seorang pakar penelitian udara telah memperingatkan bahwa pembuangan limbah nuklir Fukushima oleh Jepang ke Samudera Pasifik bisa berakibat fatal.
Niat Jepang membuang air limbah kotor ke laut telah memicu kekhawatiran global, menurut Murat Kaikir, Ketua Asosiasi Insinyur Pertanian Istanbul.
“Dunia sadar bahwa waktu paruh isotop cesium (zat radioaktif) di udara yang tercemar adalah 30 tahun.” Isotop ini berbahaya dan bisa berakibat fatal jika bersentuhan dengan makhluk hidup,” kata Kaikir dalam wawancara online.
Bahkan diketahui satu miligram saja sudah cukup berbahaya untuk menghancurkan bangunan besar, tambahnya.
Oleh karena itu, pembuangan air limbah nuklir ini dapat menyebabkan bencana global yang meluas, tambahnya.
Ia merasa bahwa air kotor dapat menyebar ke seluruh dunia melalui arus laut yang kuat, sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
“Akumulasi bahan nuklir di daun pasti akan membahayakan kesehatan manusia, atau struktur yang tidak biasa dalam rantai makanan akan menimbulkan efek penyebab kanker.” Ia menyatakan, dampaknya akan berdampak signifikan terhadap ikan di sepanjang pantai, khususnya di Pasifik. “Dapat dinyatakan dengan jelas bahwa hal itu akan berdampak signifikan terhadap telur ikan dan menyebabkan mutasi pada populasi ikan dan tumbuhan di udara,” tambahnya, seraya menambahkan bahwa hal tersebut mungkin berakibat fatal bagi siapa pun yang mengonsumsi produk tersebut.
Baca Juga:Telah Resmi Bercerai, Indra Bekti dan Aldila Jelita Putuskan Rujuk Kembali : Gelar Syukuran Menikah lagi Hari IniSambut Musim Panas, SECRET NUMBER Resmi Rilis MV ‘STARLIGHT’ dan Trending di Youtube
Gagasan tersebut mendorong Jepang untuk bertindak berdasarkan bukti ilmiah dan menerapkan strategi alternatif untuk menangani air limbah kotor tanpa merusak lingkungan.
Dia menyuarakan optimisme terhadap kemajuan global, dengan menyatakan bahwa akan lebih baik jika cesium dan isotop serta elemen radioaktif lainnya dihilangkan dari lingkungan.