CIREBON.RAKCER.ID — Partai Golkar akhirnya menjadi kendaraan politik Sandi untuk bisa bertarung dalam kontestasi pemilu 2024. Sudah terdaftar, sebagai kader partai beringin, dan sudah mendaftar sebagai bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPRD Jawa Barat.
Alasannya, karena melihat banyaknya persoalan yang harus dituntaskan. Memantapkannya terjun, terlibat dalam kontestasi di pileg 2024 nanti. Sandi disini, bukanlah Sandiaga Uno, yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat Bakal Calon Presiden (Bacapres).
Melainkan Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon, Surnita Sandi Wiranata atau Sandi. Kepada Rakcer.id, Sandi melihat banyak persoalan harus dibenahi di sektor pertanian. Khususnya di wilayah Cirebon dan Indramayu yang di kenal sebagai daerah penyuplai beras untuk Jawa Barat dan Nasional.
Baca Juga:PARAH Gedung KPU Belum Resmi Ditempati, Sudah Dibobol, Sopidi: Langsung Dilaporkan ke Polisi2 Kali Heru Sampaikan Dukung Ganjar Pranowo ke Jokowi
Itulah yang mendorongnya bertekad membenahi dan memberikan perhatian lebih kepada petani dan dunia pertanian jika mendapat amanah untuk duduk di DPRD Provinsi Jawa Barat nanti.
Melalui Partai Golkar, Surnita Sandi Wiranata mantap maju menjadi calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Ia yang selama ini menggeluti usaha penjualan beras merasa harus ambil bagian untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani.
“Saya berasal dari keluarga petani dan usaha di bidang pertanian, merasakan sendiri bagaimana kesulitan petani di lapangan,” kata Sandi, Rabu 30 Agustus 2023.
Setidaknya ada 4 persoalan mendasar yang selalu menjadi tantangan di bidang pertanian. Pertama, mengenai lahan pertanian yang terus berkurang. Kabupaten Cirebon sebagai salah satu daerah penghasil komoditas beras terus mengalami penyusutan lahan.
Tidak sedikit lahan pertanian produktif beralih fungsi menjadi permukiman. Dinilai Sandi akan mengancam keberlangsungan produksi pertanian, sedangkan kebutuhan pangan terus meningkat. Sudah seharusnya pemerintah melestarikan lahan pertanian produktif agar tidak terus berkurang.
“Pemerintah harus melindungi lahan pertanian kita dan memperketat ijin alih fungsi. Bagaimana pun kita harus memikirkan masa depan pertanian kita karena itu juga merupakan mata pencaharian petani,” katanya.
Masalah lainnya, petani kerap kesulitan mencari pupuk subsidi saat musim tanam tiba. Diperlukan terobosan untuk memastikan ketersediaan pupuk subsidi dan tepat sasaran tersalurkan kepada yang membutuhkan.