“Saya mulai komunikasi dengan Pak Camatnya, kuwu-kuwunya. Kemudian saya juga ajak anak-anak mudanya untuk berdiskusi bahwa ada program DSA dari Astra untuk memajukan kawasan Jamblang ini,” jelas alumni Doktoral Komunikasi Pembangunan UGM ini.
Tak mudah bagi Nurul mengubah pola pikir masyarakat. Apalagi dengan teori-teori akademik terkait pembangunan kawasan berbasis SDM yang sulit mereka pahami. Sebab itu, Nurul menggunakan pendekatan humanis sembari menyisipkan pesan pemberdayaan.
“Saya ajak anak-anak mudanya makan-makan. Ada yang bungkus bawa pulang. Melalui pendekatan seperti itulah mereka mulai tertarik, ini ada apa ya? Akhirnya saya masuk menyampaikan program ini,” ujar Nurul.
Baca Juga:Bapenda Jabar Optimis Target Pajak Rp21,9 Triliun Tahun Ini TercapaiBupati Cirebon Minta Akademisi Terlibat Bangun Daerah
Nurul memang fokus pada pengembangan SDM. Tak heran, disain program yang dia terapkan di DSA Jamblang fokus pada aktor-aktor lokal yang jadi simpul gerakan sosial, lingkungan maupun kepemudaan.
“Alhamdulillah dalam waktu 3 tahun ya dan itupun terpotong pandemi Covid-19, DSA Jamblang sudah bisa sebesar ini. Mulai muncul kesadaran dari anak mudanya untuk membuat event sendiri untuk meramaikan wisata kota tua Jamblang,” katanya.
Kini para aktor lokal seperti ketua-ketua RW, Pengurus Vihara dan masyarakat pemilik bangunan-bangunan tua di Jamblang mulai terbuka. Bahwa, dengan mengoptimalkan apa yang mereka miliki dapat berkontribusi bagi pembangunan daerah.
Berdasarkan hasil penelusuran, Nurul mencatat ada 40 bangunan tua yang sudah ada sejak tahun 1807. Meski telah berusia ratusan tahun, gedung tua ini tetap masih bediri kokoh. Hanya cat luar yang mulai memudar. Tapi justru malah sedap dipandang.
Dari segi arsitektur, ujar Nurul, terbagi menjadi tiga tipe. Yakni arsitektur khas Eropa (kolonial), khas Tionghoa dan khas Jawa. Masing-masing arsitektur menampakan pesonanya di tengah usia yang kian menua.
Menurut Nurul, DSA Jamblang masih terus dalam proses pengembangan. Saat ini, wisatawan yang datang ke DSA Jamblang sudah bisa menikmati sensasi kota tua, kulineran nasi jamblang, melihat pembuatan gerabah lalu disuguhkan oleh-oleh pindang dan tapai bakung.
Diakuinya, atraksi, akomodasi dan ameniti di DSA Jamblang masih jadi PR bersama. Hal ini untuk menunjang kenyamanan wisatawan.