Sunan Kudus meninggal dunia pada tahun 1550 dan dimakamkan di Kudus. Tulisan Asmaul Husna terukir di pintu makan Kanjeng Sunan Kudus bertanggal 1296 H atau 1878 Masehi.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria merupakan anak pertama Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak. Raden Umar Said adalah nama lengkapnya, dan Raden Prawoto adalah nama aslinya.
Sunan Muria meniru pendekatan dakwah ayahnya yang efektif, termasuk penggunaan alat musik Jawa (gamelan). Sasaran Sunan Muria adalah mereka yang bertempat tinggal di pedesaan, jauh dari pusat pemerintahan dan kota. Alhasil, Sunan Muria mendirikan pesantren di lereng Gunung Muria sehingga ia mendapat gelar Sunan Muria.
Baca Juga:Intip Spesifikasi serta Fitur Fitur yang Dimiliki Realme 11XInilah Daya Tarik yang Dimiliki Oppo A38, serta Dibekali Penyimpanan Hingga 1TB
Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh adalah orang tuanya. Nama aslinya adalah Raden Umar Said, dan ia berdakwah serupa dengan ayahnya, menggunakan cara-cara halus seperti menangkap ikan tanpa membuat air menjadi keruh. Kontribusi Muria terhadap penyebaran Islam.
Dakwahnya ditujukan kepada para pedagang, nelayan, dan masyarakat awam. Beliaulah satu-satunya wali yang menghidupkan gamelan dan wayang sebagai sarana dakwah, dan beliau juga pencipta nyanyian Sinom dan kinanthi.
Beliau memasukkan nuansa Islami ke dalam berbagai tradisi Jawa seperti nelung dino, mitung dino, ngatus dino, dan sebagainya.
Sunan Muria mengajak umatnya untuk mengamalkan prinsip-prinsip Islam melalui lagu-lagu ciptaannya. Alhasil, Sunan Muria lebih memilih berdakwah kepada rakyat jelata ketimbang bangsawan.
Suna Muria terkenal sebagai Sunan yang gemar berdakwah tanpa ngeli, yakni tanpa membenamkan diri dalam masyarakat, karena cara dakwahnya yang demikian.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Ia lahir di Mekah dan bernama Syarif Hidayatullah. Banyak cerita tentang Sunan Gunungjati, namun yang paling terkenal adalah tentang pernikahannya dengan seorang putri Tionghoa bernama Ong Tien, yang kemudian namanya diubah menjadi Nyai Ratu Rara Semanding.
Sunan Gunung Jati mempunyai hubungan baik dengan Kaisar Tiongkok. Untuk menciptakan hubungan baik ini, ia melakukan perjalanan ke Tiongkok pada tahun 1479 dan bertemu dengan Kaisar Hong Gie, serta sekretaris kerajaan Ma Huan, Jenderal Ceng Ho, dan Fei Hsin.