Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Ia lahir di Kerajaan Champa Vietnam dan bernama Raden Rahmat. Beliau adalah orang yang turut menyebarkan agama Islam di Jawa Timur.
Sunan pertama di Demak dan tokoh pendiri Wali Songo adalah Sunan Ampel.
Sunan Ampel merupakan putra putri Raja Champa, menurut silsilahnya.
Ia merupakan sepupu Raden Patah dan keponakan raja Majapahit.
Ketika Sunan Ampel mulai berdakwah di Ampeldenta, Surabaya, ia memperoleh nama Sunan Ampel.
Baca Juga:Resmi Dirilis!! APPLE Perkenalkan iPhone 15 dengan Harga Paling Murah Ternyata Hanya 12 Juta SajaCatat Tanggalnya!! Lee Junho 2PM Umumkan akan Gelar Fan Meeting di Jakarta November Mendatang
Berdomisili di Ngampel adalah Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim) yang berdomisili di Bonang, dan Sunan Drajat (Raden Qasim Syarifuddin) yang berdomisili di Drajat, Surabaya. Syarifah adalah putri mereka.
Syarifah putri Sunan Ampel menikah dengan seorang laki-laki dan mempunyai Sunan Kudus atau Raden Ja’far Sadiq (bermarkas di Kudus).
Mereka yang bertempat tinggal di Gir, Gresik, seperti Sunan Giri, Raden Paku, Muhammad ‘Ainul Yaqin, dan Prabu Satmata (yang berdomisili di Gir, Gresik) belajar di bawah bimbingan Sunan Ampel.
Cara Sunan Ampel menyampaikan khotbahnya luar biasa cerdik. Berawal dari ajaran Moh Limo yang antara lain pantang berzina, mencuri, berjudi, meminum minuman keras dan menggunakan narkoba.
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, nama sungai Brantas kemudian diubah menjadi sungai Kali Emas. Sunan Ampel memanfaatkan kesempatan ini untuk menyebarkan doktrin Islam.
Masjid Agung Demak yang didirikannya bersama Raden Patah merupakan prestasinya yang paling terkenal.
Sunan Kalijaga
Raden Mas Syahid adalah nama asli sunan kalijaga yang lahir pada 1459 di Tuban.
Baca Juga:Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Gelar Acara Mitoni Anak Kedua : Keluarga Besar Kompak Hadir dengan Baju Warna SenadaBuntut Dinilai Tidak Senonoh, Hwasa MAMAMOO Dilaporkan ke Pihak Kepolisian Seoul oleh Orangtua Mahasiswa
Ayahnya adalah Raden Ahmad Sahuri, seorang bangsawan. Dewi Nawangarum, putri Raden Kidang Telangkas, adalah ibunya.
Ketika masih menjadi murid, Sunan Bonang memberinya nama Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga diberi perintah untuk menjaga tongkatnya saat itu tertusuk di tepi sungai.
Sunan Kalijaga pun menyetujuinya dan tinggal di situ berhari-hari dengan tongkatnya.
Sunan Kalijaga merupakan seorang remaja nakal yang sering melakukan kejahatan. Hal ini dilakukan bertentangan dengan pemerintah Tuban yang membiarkan warganya kelaparan sambil tetap mempertahankan kekuasaan dengan memungut pajak dan upeti.