Karena selama ini banyak anggapan ketika laki-laki disteerilkan, akan berdampak pada keperkasaan mereka. Tapi nyatanya, tidak terjadi efek samping seperti yang selama ini dikhawatirkan.
“Yang bhabinsa itu, Sabtu dia dioperasi, Senin sudah beraktivitas lagi. Dan ngga ada efek samping,” katanya.
Menurut dia, penting menghadirkan akseptor dalam setiap forum. Untuk meyakinkan kepada publik.
Baca Juga:Anggota Fraksi PDIP Diancam PAW, Sekretaris DPC Berpeluang Jadi PenggantinyaRahmat Didorong Jadi Pj Bupati, Saya Tidak Punya Kuasa Melarangnya
“Kan kalau kita langsung yang menyampaikannya, orang agak sulit percaya. Tapi kalau mereka sendiri yang menyampaikan testimoni lebih mudah untuk diterima,” katanya.
Saat ini, sudah ada yang telah melakukan MOP hingga 20 tahun lamanya. Usianya sudah 70 tahunan. Dia melakukan operasi MOP sudah dari tahun 2003.
“Orang Astanajapura. Mereka kerap kita libatkan, hampir dalam setiap momen perkumpulan untuk bisa menyampaikan pengalamannya,” kata dia.
Upaya kedua kata Yati, memassifkan sosialisasi dengan terjun kelapangan, berkeliling ke beberapa kecamatan. Ketiga, sosialisasi melalui jejaring media sosial (Medsos) pun terus gencar dilakukan. Termasuk di group-group whatapp.
Tentu, petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) pun cukup sentral. Mereka dilibatkan. Sebagai ujung tombak dari dinas.
“Ya mereka dimassifkan untuk terus mensosialisasikan, mengedukasi, dan mengkonseling masyarakat. Kalau ada yang berminat, terus diedukasi sampai mau,” pungkasnya. (zen)