CIREBON, RAKCER.ID — Panasnya mentari, tak menyurutkan semangat Daryati, perempuan paruh baya asal Kelurahan Pejambon Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Jari-jari tanggannya begitu lincah menganyam rotan, untuk dijadikan furniture bernilai tinggi.
Keterampilan Daryati sudah tidak diragukan. Meski usianya terbilang sudah tak muda, namun dari tangannya itu, mampu menghasilkan satu, hingga tiga bahkan lebih, kursi dan jenis furniture berharga tinggi setiap harinya.
Semua itu, Daryati lakukan demi menghidupi keluarganya. Tiga anak yang masih bersekolah, menjadi tanggungannya. Maklum, dia tulang punggung keluarga sejak suaminya, Maul meninggal 3 tahun lalu saat Pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya di Kota Wali.
Baca Juga:Baliho Caleg Bertebaran di Pepohonan, Bawaslu Beri Penjelasan2 Komisioner KPU Kabupaten Cirebon, Naik Kelas ke KPU Jabar
“Alhamdulillah, sekarang orderan lagi banyak. Jadi bisa buat banyak,” kata Daryati, kepada Rakcer.id Jumat 22 September 2023.
Dia menceritakan pengalaman menganyam rotan sudah dijalaninya sejak muda. Dulu, ketika industri rotan sedang berjaya, dia lalui penuh suka ria. Bekerja disalah satu perusahaan rotan yang dikenal cukup besar, langsung di gudangnya.
Disaat itu pula, keterampilannya terasah. Diajarkan oleh lelaki yang menjadi dambaannya hingga akhirnya menikah dan diberikan 3 keturunan yang kini menjadi tanggungannya.
“Saya diajarkan suami. Dulu saat masih bekerja di salah satu perusahaan rotan. Kebetulan suami senior disana. Saya diajarkan langsung olehnya, dari nol,” katanya sumringah mengingat masa lalunya.
Rupanya, kata dia keterampilan yang diajarkan mendiang suaminya itulah yang kini menjadi bekalnya, menjalani hidup dengan anak-anaknya.
Suaminya itu, sempat sakit. Cukup lama. Hampir setengah tahun lamanya. Sakit gula. Kemudian komplikasi dan akhirnya harus menghembuskan nafas diusianya yang ke 57 tahun. Daryati terpaut 10 tahun dengan almarhum suaminya itu.
Kini, Daryati sudah tidak lagi bekerja di perusahaan besar itu. Bekerjanya pun sudah tak di gudang besar sana. Cukup dari rumah. Karena material rotan yang menjadi bahan bakunya, diantarkan langsung ke rumahnya. Daryati sudah tinggal menganyam.
Baca Juga:Terapkan Sistem Demokrasi 4 Pasangan Calon Tarung di Pemilihan OSISAnggaran Pilkada, Tembus Diangka Rp80 Miliar
Nanti, ketika sudah waktunya, akan datang mobil pengangkut untuk membawa hasil anyamannya itu.
“Nanti dihitung. Berapa hasil pekerjaan kita. Biasanya diambilnya per tiga hari. Atau lama-lamanya seminggu baru diambil. Hitungan kerjanya bukan harian. Tapi berdasarkan pekerjaan yang berhasil kita selesaikan. Ya hasilnya lumayan buat jajan,” kata dia sambil sesekali menyeka keringatnya dikening.