CIREBON, RAKCER.ID – Pada tanggal 25 hingga 26 September 2023, PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) akan menerapkan sistem contraflow di salah satu titik untuk melakukan pekerjaan konstruksi dan pemasangan over pass di sekitar Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka.
Dalam artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap mengenai mulai berlakunya Contraflow pada tol Cisumdawu Ruas Cimalaka, berikut Alasan yang bisa kami sajikan, Yuk simak informasi selengkapnya.
Dalam upaya untuk memahami lebih lanjut mengenai proyek ini, Direktur Teknik dan Operasi PT CKJT, Bagus Medi Suarso, bersama dengan Direktur SDM dan Umum, Agustinus Sudrajat, telah memberikan informasi penting terkait pelaksanaan proyek ini.
Baca Juga:Redmi Note 13 Pro: Ponsel Cerdas Terjangkau dengan Performa dan Fotografi Luar BiasaVespa Sei Giorni II Edition: Gabungan Elegansi, Performa, dan Pilihan Terbaik
Berikut Alasan Mengapa Tol Cisumdawu Akan Berlakukan Contraflow Pada Ruas Cimalaka:
Pembangunan over pass ini menjadi suatu kebutuhan mendesak sebagai tanggapan terhadap tuntutan masyarakat setempat. Sebelum adanya jalan tol, warga setempat menggunakan akses jalan untuk arus orang dan barang. Awalnya, rencana awal adalah membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) sebagai solusi.
Namun, kepala desa setempat mengajukan surat ke Bupati Sumedang, yang kemudian diteruskan ke Kementerian PUPR. Hasilnya, izin untuk pembangunan over pass diberikan sekitar tiga bulan yang lalu.
Menurut Bagus Medi, pihaknya telah melakukan persiapan matang untuk menyampaikan informasi ini kepada para pengguna jalan tol. Persiapan tersebut mencakup sarana pendukung dan penempatan petugas yang siap bersiaga di sekitar lokasi over pass, tepatnya di KM 191 Cibeureum Wetan.
“Pada tanggal 25-26 September, kami akan melaksanakan pengangkatan balok dengan menggunakan dua unit crane. Oleh karena itu, akan ada penutupan ruas jalan di kilometer 189-194, sekitar 4,4 kilometer, dari arah Paseh ke Sumedang,” ungkapnya.
Namun, penutupan jalur tersebut telah dipertimbangkan dengan berbagai faktor, terutama aspek keselamatan dan kelancaran lalu lintas di tol. Bagus Medi menjelaskan bahwa pihaknya telah memilih jam sembilan pagi hingga jam tiga sore sebagai waktu pelaksanaan contraflow selama dua hari.
Keputusan ini didasarkan pada analisis yang menunjukkan bahwa arus lalu lintas pada jam tersebut cenderung lebih sepi. Selain itu, pekerjaan di malam hari dihindari untuk menjaga aspek keamanan kerja dan mempertimbangkan situasi di sekitar lokasi proyek.