CIREBON,RAKCER.ID – Metode Dakwah Wali Songo yang Penuh dengan Kedamaian untuk kehidupan yang penuh makna, Sejarah Wali Songo sangat berkaitan erat dengan sejarah penyebaran Islam di Jawa.
Sebab kontribusi mereka dalam membentuk masyarakat Islam di Pulau Jawa sangat besar bagi peradaban Islam di Nusantara.
Yang mana ini membuat agama Islam dianut oleh sebagian besar masyarakat Jawa, baik di desa maupun di kota, dari pesisir pantai hingga pegunungan.
Salah satu penyebabnya adalah metode dakwah yang digunakan oleh mereka.
Baca Juga:3 Lokasi Makam Wali Songo di Jawa Tengah untuk Wisata ZiarahTradisi Ziarah Wali Songo di Jawa, Ini 9 Lokasi Makamnya
Mereka berdakwah dengan menjunjung nilai-nilai adat, tradisi, hingga kebiasaan masyarakat setempat.
Simak Ulasan Lengkap Tentang 5 Metode Dakwah Wali Songo
1. Ceramah
Ini merupakan strategi dakwah yang paling sering digunakan.
Bahkan hingga saat ini metode ini masih sering dipergunakan oleh para mubaligh, ustadz atau penceramah dalam rangka syiar Islam kepada masyarakat luas.
2. Tanya Jawab – Diskusi
Metode ini dirasa masih efektif untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pemikiran orang lain.
Selain itu, bisa menginternalisasikan nilai-nilai pada seseorang yang terlibat dalam forum diskusi dan tanya jawab tersebut.
3. Pendidikan
Pesantren-pesantren, pengajian, dan juga pengajaran yang dilakukan oleh para Wali Songo merupakan salah satu metode paling efektif untuk melakukan transfer of knowledge dan transfer of value kepada para santri (murid) yang belajar di dalamnya.
4. Bi’tsah dan Ekspansi
Beberapa Wali Songo menempuh strategi mengirimkan utusan kepada beberapa daerah tertentu untuk melakukan ekspansi dan perluasan syiar Islam.
Contoh yang dilakukan oleh Sunan Giri yang mengirimkan utusan sekaligus bertindak sebagai juru dakwah keluar Pulau Jawa yaitu Madura, Bawean, Kangean, Ternate dan Tidore.
Baca Juga:7 Kata Kata Bijak Sunan Drajat Supaya Hidup Sukses dan Berkah10 Petuah Jawa Sunan kali Jaga dan Artinya Penuh Makna Untuk Kehidupan
Hal ini semakin menjadikan akselerasi ketersebaran ajaran Islam di Nusantara terjadi dengan lebih cepat.
5. Kesenian
Kekayaan budaya, bahasa, adat dan kesenian daerah menjadi salah satu metode yang mengalami akulturasi dan asimilasi dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang populer sebagai media dakwah pada masa Wali Songo.
Cara ini dinilai sangat ampuh untuk menarik minat dan perhatian masyarakat untuk lebih memperdalam ajaran Islam.