CIREBON, RAKCER.ID – Kuliner Korea memikat dunia dengan aneka sajian unik dan menggugah selera. Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan mengulas secara lengkap mengenai ganjang genjang, sebuah makanan korea yang memiliki kelezatan dengan citarasa yang memikat.
Salah satu hidangan yang menjadi favorit pencinta kuliner Korea adalah ganjang gejang, sebuah sajian unik berupa kepiting mentah yang difermentasi dan dihidangkan dengan aneka bumbu dan saus. Namun, bagi umat Islam, menikmati kelezatan ini tidak hanya tentang rasa, tetapi juga mengenai kehalalan makanan tersebut.
Ini Dia Serba Serbi Dari Ganjang Gejang, Makanan Korea yang Sedang Banyak Diburu:
Popularitas ganjang gejang bermula dari sebuah kedai bernama Honglim Banchan, yang menyajikan hidangan laut yang berbeda di Pasar Gwangjang, Korea Selatan. Uniknya, ganjang gejang muncul dari kebutuhan masa lalu di mana kulkas belum lazim digunakan. Makanan harus direndam dalam rendaman garam dan bumbu lainnya agar tetap segar.
Baca Juga:Tantangan dan Harapan: Putusan Mahkamah Konstitusi Mengenai Batas Usia Capres dan Cawapres di Pemilu 2024Peran Strategis Museum di Indonesia: Mengukir Masa Depan Melalui Pendidikan dan Kebudayaan
Namun, bagi umat Islam, halal atau tidaknya ganjang gejang harus diperhatikan dengan cermat. Ratna Mustika, seorang auditor dari LPPOM MUI, menjelaskan bahwa untuk menentukan kehalalan suatu makanan, bahan-bahan utama dan tambahan, proses memasak, serta bumbu yang digunakan harus diperhatikan.
Dalam konteks ganjang gejang, kepiting sebagai bahan utama telah dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sepanjang tidak dicampur dengan bahan atau bumbu yang tidak halal.
Masalah muncul ketika dalam beberapa kasus, di Korea Selatan, ganjang gejang dimarinasi dengan tambahan mirin untuk menghilangkan bau amis pada seafood. Mirin adalah minuman beralkohol yang dalam Islam termasuk khamr (minuman beralkohol). Oleh karena itu, jika mirin dicampur sebagai penyedap tambahan dalam ganjang gejang, status kehalalannya menjadi haram.
Pentingnya penting untuk memastikan bahwa kepiting yang digunakan dalam ganjang gejang tidak dicampur dengan mirin atau bahan tambahan lain yang haram sebelum mengonsumsinya. Hal ini menunjukkan bahwa kehati-hatian dan pengetahuan tentang bahan-bahan yang digunakan dalam setiap hidangan sangatlah penting, terutama ketika menjelajahi kuliner asing.
Ganjang gejang bukan hanya tentang rasa unik Korea, tetapi juga mengajarkan pentingnya memahami bahan-bahan makanan yang kita konsumsi. Dengan pengetahuan yang benar, pencinta kuliner muslim dapat menikmati kelezatan internasional dengan keyakinan bahwa makanan yang mereka nikmati memenuhi standar kehalalan yang ketat. Dengan hati-hati menjelajahi dunia kuliner, pengalaman makan yang memuaskan dapat dijamin tanpa melanggar prinsip-prinsip agama yang dianut.