CIREBON, RAKCER.ID– Kabar duka datang dari keluarga Ira dan Ari Wibowo.
Pada tanggal 14 Oktober, Ayahanda keduanya R. Wibowo Wirjodiprodjo meninggal dunia.
Ari Wibowo membagikan kabar duka tersebut di laman Instagram miliknya. Ia menyatakan bahwa ayahnya meninggal dunia pada usia 94 tahun.
“Seorang veteran perang yang melewati 94 tahun penuh canda, tawa, nyanyian & tarian, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang di sela istirahat sore, berinteraksi dengan istri dan anak-anaknya, setelah sebelumnya bertemu dengan seluruh anggota keluarga…,” ungkap ari wibowo.
Baca Juga:Jessi akan Comeback Akhir Bulan Ini Dibawah Naungan Agensi More Vision Milik Jay ParkPerang Makin Menggila, Militer Israel Serukan Warga Gaza Mengungsi sebelum Invasi Dimulai
Ayahanda Ira dan Ari Wibowo dimakamkan di TMP Kalibata
Jenazah Wibowo Wirjodiprojo dimakamkan hari ini, Minggu, 15 Oktober 2023 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Ari dan Ira Wibowo tampak hadir di pemakaman ayahnya.
Ira Wibowo menjelaskan kepada tim kamera bahwa ayahnya tidak memiliki penyakit apa pun sebelum meninggal dunia. Wibowo Wirjodiprojo meninggal dunia pada usia 94 tahun.
“Sebenarnya papa tinggal di tempatku dan tidak sakit. Papa tidak merasakan sakit yang parah atau ringan sekalipun”.
Hal itu diungkapkan Ira Wibowo saat pemakaman ayahnya di TMP. Kalibata. Jadi, hanya karena dia berusia 94 tahun, semakin dia emosional, semakin lemah dia, lanjutnya.
Ira mengaku, sesaat sebelum ayahnya meninggal, dia mendengar kabar dari ayahnya kemarin pagi bahwa ayahnya terus menunjukkan kasih sayang kepadanya.
Mendengar kata-kata sayang ayahnya, Ira sangat gembira dan terharu. Ira juga mencium ayahnya.
Ira mengira ayahnya sangat lemah dan tidak antusias sampai saat itu. Ia meminta adiknya Ari untuk segera datang.
Baca Juga:Kabar Bahagia! Aktris Cha Chung Hwa akan Menikah dengan Kekasih Non Seleb Pada Akhir OktoberSuku Baduy Resmi jadi Wilayah Tanpa Internet atau Blankspot, Begini Faktanya
“Aku sudah melihat bahwa ini di luar kebiasaan, jadi aku langsung menelepon Ari dan ibuku. Aku beralasan, kalau aku bisa segera datang, ayahku mungkin tidak akan terlalu terkejut. Meski dia mungkin akan lebih antusias jika sering ada. Istri dan anak, bukan berarti dia berpikir ingin pergi.Waktunya Ari datang, dan dia cukup antusias, kata Ira.
Masih punya waktu, sang ayah menyambut Ari dan keluarganya. Ayah Ari dan Ira itu akhirnya berhenti bernapas dan berhenti merespons.