Bangladesh Darurat Demam Berdarah, Lebih Dari 1000 Orang Meninggal Dunia

Demam berdarah
Demam berdarah serang bangladesh foto : @demamberdarah-rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID– Menurut angka pemerintah, jumlah kematian akibat wabah virus demam berdarah terbesar yang pernah terjadi di Bangladesh telah melampaui 1.000 orang pada tahun ini.

Rumah sakit mengalami kesulitan dalam menampung pasien akibat cepatnya penyebaran penyakit ini ke seluruh populasi padat di negara tersebut.

Berdasarkan angka yang dikutip Antara pada Senin, 2 September 2023, tahun ini telah terjadi sedikitnya 1.017 kematian dan hampir 209.000 infeksi, menjadikannya yang paling mematikan sejak pandemi ini pertama kali tercatat pada tahun 2000.

Baca Juga:Catat Tanggalnya! Jungkook BTS akan Rilis Album Solonya Bertajuk ‘Golden’Tiktokshop Resmi Ditutup Per 4 Oktober 2023 Pukul 17:00 WIB: Ini Alasannya

Ketika Bangladesh mencatat 281 kematian terkait demam berdarah tahun lalu, jumlah kematian saat ini hampir empat kali lebih tinggi.

Menurut angka pemerintah, jumlah kematian akibat wabah demam berdarah paling mematikan yang pernah terjadi di Bangladesh telah melampaui 1.000 orang pada tahun ini.

Rumah sakit mengalami kesulitan dalam menampung pasien akibat cepatnya penyebaran penyakit ini ke seluruh populasi padat di negara tersebut.

Rumah sakit  juga mengalami kesulitan dalam menampung pasien yang mengalami demam tinggi, nyeri sendi, dan muntah-muntah, serta persediaan cairan infus yang terbatas.

Bangladesh terus mengalami kelonjakan kasus demam berdarah

Sebanyak 2.882 kasus demam berdarah yang terkonfirmasi sedang dirawat di rumah sakit di seluruh negeri pada Minggu, menurut laporan Anadolu yang dipublikasikan pada Senin (2/10/2023).

Pada September 2023, terdapat 396 korban jiwa dari 80.000 pasien rumah sakit yang dirawat, menurut data DJHK. Pada Agustus 2023, tercatat 342 orang meninggal dunia.

Sebanyak 195.925 pasien telah pulih dari 206.288 kasus terkonfirmasi pada tahun 2023, mewakili tingkat kesembuhan sebesar 95 persen. Be-Nazir Ahmed, mantan direktur pengendalian penyakit di Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Bangladesh, menyatakan pada hari Senin bahwa “ini adalah peristiwa kesehatan yang sangat besar, baik di Bangladesh maupun di dunia.”

Baca Juga:Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara Dikarunia Anak Kedua, Nama Unik Sang Anak jadi SorotanAksi Bersih Bersih Pandawara Group Ditolak, Karang Taruna dan Kepala Desa Pantai Cibutun Desa Sangrawayang akan Tempuh Jalur Hukum

Ahmed mengklaim bahwa jumlah kematian akibat demam berdarah tahun ini telah melampaui tahun-tahun sebelumnya sejak tahun 2000, tahun dimana Bangladesh mulai mencatat kasus demam berdarah.

Dengan angka kematian sebanyak 281 orang, angka kematian tahun ini bahkan jauh melampaui tahun 2022. Minimnya ruang perawatan di rumah sakit di Dhaka menjadi kekhawatiran karena banyak masyarakat yang mengalami demam tinggi, nyeri sendi, dan muntah-muntah.

0 Komentar