Nantinya, kata Darmawan, kerjasama antara PLN dan SGCC juga mencakup studi bersama dalam pemanfaatan energi terbarukan, penyimpanan tenaga listrik, integrasi jaringan listrik hingga manajemen jaringan cerdas untuk meningkatkan sistem tenaga listrik yang andal, berkualitas dan ekonomis.
Tidak hanya dengan SGCC, kerja sama PLN juga dilakukan dengan investor asal China lainnya, yaitu Trina Solar.
PLN melalui PLN Indonesia Power Renewables melakukan _joint venture_ dengan Trina Solar, Sinar Mas, dan Agra Surya Energi untuk pembangunan pabrik sel dan panel surya terbesar se-Indonesia di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.
Baca Juga:PLN Berhasil Pastikan Listrik Tanpa Kedip Selama MotoGP Mandalika 2023PDIP Umumkan Mahfud MD Dampingi Ganjar di Pilpres 2024
“Trina Solar ini perusahaan terkemuka dengan teknologi masa depan. Bersama-sama, kami telah meluncurkan _joint venture_ manufaktur Solar PV. Kami akan memperluas kapasitas dan produksi untuk memasok pasar Solar PV skala besar di Indonesia,” ujar Darmawan.
Pembangunan manufaktur Solar PV di Kendal, lanjut Darmawan, menunjukkan semangat kolaborasi yang terus diusung PLN.
Hal ini semata-mata untuk memaksimalkan potensi energi surya di Indonesia yang sangat besar, mencapai 207 Gigawatt (GW).
Kolaborasi seperti ini diharapkan bisa mengakselerasi skenario transisi energi pemerintah Indonesia yang ambisius, dengan target 75 persen penambahan kapasitas energi berasal dari energi terbarukan dan 25 persen sisanya dari gas alam pada tahun 2040.
Kesepakatan ini juga merupakan komitmen PLN guna mendukung pemerintah yang gencar mengundang investasi ke Tanah Air di bidang energi baru terbarukan.
“Forum seperti ini menunjukkan perubahan besar. Dari kita yang sebelumnya terfragmentasi, menjadi satu kesatuan. Ini sekaligus memberi kita keyakinan, apapun tantangannya, kita akan terus bergerak maju demi masa depan yang lebih baik,” tutup Darmawan.
Untuk diketahui, forum China-Indonesia Business Forum yang merupakan bagian dari The Third Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF) yang diinisiasi oleh Chamber of Commerce Committee Tiongkok.
Baca Juga:Tak Hanya Saat Reses, Agung: Serap Aspirasi Jadi Kegiatan Rutin SayaNgadu ke Fitrah, Warga Minta Perusahaan Jangan Tahan Ijazah Pekerja
BRF sendiri bertujuan menjalin kolaborasi dunia internasional yang meliputi konsultasi ekstensif, kontribusi bersama yang menguntungkan, menjalin kerja sama terbuka, hijau, bersih, dan berstandar tinggi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. (sep)