CIREBON, RAKCER.ID – Di Pasar Baru Indramayu, Jawa Barat, gemuruh harga menggema. Terutama di pasar sayur, di mana para pedagang cabai merasakan tekanan ekonomi yang sangat nyata.
Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan membahas informasi secara lengkap mengenai melambungnya harga cabai rawit merah yang mengguncang pasar bahan masakan di Indramayu. Yuk simak informasi selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Berikut Rincian Harga Cabai Rawit di Pasaran:
Harga cabai rawit merah, bahan masakan penting dalam berbagai hidangan Indonesia, telah melonjak melebihi batas wajar. Seorang pedagang sayur, Hidayat, mengungkapkan bahwa harga cabai rawit merah kini mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Baca Juga:Kenaikan Harga Beras dan Dampaknya Terhadap InflasiIsu Putusan Mahkamah Konstitusi dan Dampaknya Terhadap Pemilu 2024
Angka ini jauh melampaui harga normalnya yang hanya berkisar Rp 40 ribu per kilogram. Kenaikan yang terus-menerus ini telah berlangsung selama sebulan terakhir, menghantam kantong konsumen dan mengakibatkan perubahan dalam kebiasaan memasak di rumah tangga.
Selain cabai rawit merah, harga cabai rawit hijau juga melonjak, mencapai Rp 60 ribu per kilogram, sedangkan harga normalnya hanya sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Cabai merah dan hijau juga tidak luput dari kenaikan harga, dengan masing-masing mencapai Rp 48 ribu per kilogram dan Rp 36 ribu per kilogram, naik dari harga normal Rp 30 ribu per kilogram dan Rp 22 ribu per kilogram.
Penyebab dari kenaikan drastis ini diduga akibat musim kemarau panjang yang membuat panen cabai berkurang. Para petani menghadapi kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, menyebabkan lonjakan harga yang signifikan. Hal ini memaksa para pedagang bahan makanan untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan baru ini, namun tidak tanpa konsekuensi.
Salah satu contoh nyata dampak kenaikan harga cabai rawit merah adalah pada bisnis makanan olahan. Seorang pedagang ayam geprek, Silvi, menyatakan bahwa kini ia harus menggunakan cabai merah biasa sebagai pengganti cabai rawit merah untuk sambal ayam gepreknya. Namun, perubahan ini membuat sambalnya menjadi kurang pedas, menyebabkan pelanggan mengeluh tentang perubahan rasa.
Meskipun para pedagang terus mencari solusi kreatif untuk mengatasi kenaikan harga bahan masakan, seperti mengganti cabai rawit merah dengan cabai merah biasa, tetap saja dampaknya dirasakan oleh konsumen. Mereka yang terbiasa menikmati hidangan pedas dengan cabai rawit merah kini harus merelakan rasa pedas yang berkurang dengan penggunaan cabai merah biasa.