Bagi Mbah Beno, Penyakit Kusta itu sama dengan penyakit diabetes, kanker, atau ginjal, hanya saja persentasenya itu 70 persen. Yakni sama-sama merupakan penyakit degeneratif.
“Penyakit-penyakit itu bisa sembuh, dengan catatan asupan nutrisi ke dalam tubuh kita harus benar-benar yang murni. Itu hanya bisa didapatkan dalam makanan yang mentah, diet menu Raw Food adalah kuncinya. Adalah fakta bahwa mang Wahyu, dari tak bisa berdiri, setelah konsumsi Raw Food sebulan kemudian bisa berlari-lari,” ujarnya.
Contoh lain khasiat Raw Food pernah diterapkan oleh warga Garut yang menjadi pasien konsultasinya. Mbah Beno menceritakan bahwa pasien ini punya borok yang parah di bagian tumit kaki.
Baca Juga:Semakin Banyak Kasus, Dinkes Majalengka Berikan Perawatan Gratis untuk Pasien KustaRelawan Pantura Prabowo-Yusril untuk Indonesia Raya Terbentuk
Namun setelah rutin mengonsumsi makanan mentah selama satu bulan dan hingga kini pun masih menjalani diet Raw Food, akhirnya sembuh.
“Borok pada tumit kakinya telah hilang. Bagi saya, penyakit Kusta yang dialami mang Wahyu itu sembuh karena kegigihan dia dan orang-orang di sekitarnya yang telah mensuport, dan kini telah berhasil bisa kembali bersosialisasi. Dalam Hajatan dia suka bantu-bantu tetangganya. Juga sering hadir dalam acara tahlilan,” ungkapnya.
Ditanya tentang tantangan dan kendala, Mbah Beno menjawab kendalanya hanya dua. Satu tentang kebulatan tekad untuk rutin menjalani perawatan dan pengobatan, baik medis maupun asupan nutrisi. Kedua, soal dukungan dari pihak keluarga agar ada dorongan semangat.
“Kalau orang sakit itu kan harus di support, dihibur. Setelah itu bantu dia untuk menjalani misi kesembuhannya, caranya ya dengan tertib dan teratur serta konsisten menjalani perawatan dan pengobatan. Mang Wahyu telah membuktikan hal tersebut, dan keluarganya mendukung penuh,” ucapnya.
Kepuasan Mbah Beno karena telah ikut berperan aktif untuk membantu pasien Kusta tak bisa diukur oleh materi. Hanya kepuasan batin karena bisa membantu sesama warga untuk kembali sehat. Jalinan hubungan antar pasien dengan dirinya hingga kini pun masih akrab.
“Kemarin sewaktu kita berkunjung, dia tersenyum dan tertawa-tawa. Itu artinya dia senang, saya pun gembira,” ungkapnya.
Ditemui di tempat tinggalnya di salah satu desa wilayah Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka, pasien Kusta ini tinggal di gubuk.