Pada akhirnya, harimau atau macan tutul akan ditusuk berkali-kali ke tubuhnya, sehingga mengakibatkan kematian massal.
Perebutan kelompok untuk menggunakan tombak untuk membunuh harimau atau kucing besar lainnya disebut dengan istilah “ngrampog sima”.
Pertunjukan ini bisa Anda saksikan di wilayah Kasunanan Surakarta, Kesultanan Ngayogyakarta, dan wilayah Jawa Timur.
Baca Juga:5 Fakta Unik Ikan Patin Raksasa Mekong, Jenis Ikan Air Tawar Terbesar Di Dunia5 Fakta Unik Ikan Lele, Ikan yang Bisa Beradaptasi di Berbagai Habitat
Biasanya pertunjukan ini diadakan sekitar hari-hari besar. Acara Rampogan Macan menunjukkan adanya alun-alun yang cukup besar yang dijadikan sebagai tempat pertunjukan. Tombak panjang di tangan laki-laki berbentuk bujur sangkar.
Harimau harus menerobos barikade yang dibuat oleh individu yang memegang tombak setelah dibebaskan dari kandangnya.
Pada saat itulah tombak akan ditusukkan ke tubuh binatang dongeng Jawa tersebut. Pada sesi lainnya, kerbau dipertandingkan melawan harimau, dan apapun hasil pertandingannya, niscaya harimau akan dibantai dalam jumlah besar.
Kucing besar jawa seperti berikut ini diburu karena tradisi Rampogan Macan: belang. Pada acara tersebut akan dikorbankan harimau, macan tutul, dan macan kumbang.
Secara khusus, perburuan untuk dimanfaatkan dalam peristiwa Rampogan Macan menyebabkan penurunan populasi Harimau Jawa secara signifikan.
Saat ini, harimau jawa sudah punah karena kelangkaannya yang ekstrim. Macan Tutul Jawa, Panthera pardus melas, merupakan satu-satunya kucing besar asli Jawa yang masih hidup hingga saat ini. Ia juga telah ditetapkan sebagai spesies langka dan dilindungi.
- Masuknya Senjata api ketika era colonial
Fakta tentang harimau jawa ke 3 yaitu masuknya senjata api ketika era colonial, Selain Rampogan Macan yang menyebabkan penurunan tajam populasi Harimau Jawa, masuknya senjata pada masa penjajahan Belanda juga berperan penting dalam punahnya spesies ini.
Baca Juga:5 Fakta Menarik Ikan Koi, Primadona Ikan Hias Sejak Dahulu5 Fakta Menarik Ikan Cupang, Ikan Kecil Yang Suka Berantem
Catatan sejarah mendokumentasikan kebijakan penanaman paksa Belanda pada abad ke-19. Karena habitat Harimau Jawa semakin terbatas akibat pembukaan hutan untuk pertanian dan peternakan, konflik dengan manusia sering terjadi.
Dibandingkan beberapa dekade sebelumnya, ketika harimau masih banyak ditemukan di hutan-hutan Jawa, populasi harimau jawa mengalami penurunan dan semakin langka akibat semakin efisiennya perburuan satwa yang dianggap mengganggu manusia.
- Hewan Endemik yang Sudah Punah
Fakta tentang harimau jawa ke 4 yaitu hewan endemik yang sudah punah, Panthera tigris sondaica, nama latin harimau belang jawa, merupakan spesies asli yang sebelumnya tersebar luas dan menjadi predator puncak dalam rantai makanan di kawasan liar di Jawa.