CIREBON,RAKCER.ID – Rakcer.Id merilis survei mengenai tren kerja hybrid 2023 di Indonesia. Survei ini melibatkan 500 karyawan profesional yang bertujuan untuk memahami preferensi, persepsi, tantangan, dan perilaku mereka dalam menjalani sistem kerja hybrid.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mewajibkan karyawan untuk bekerja sepenuhnya dari kantor, survei Logitech mengungkapkan bahwa 62% karyawan Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid.
Hanya 16% karyawan yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21% lainnya lebih memilih bekerja sepenuhnya secara jarak jauh.
Baca Juga:Diskon Hingga 85%, Autumn Sale Hadirkan Game SegaSitus Kominfo Sediakan Fitur Ramah Disabilitas dan Metaverse, Ternyata Ini Fungsinya
Simak Ulasan Lengkap Tentang Karyawan di Indonesia Ingin Kerja Hybrid
“Sistem kerja hybrid sedang mengubah lanskap profesional, yang juga didukung dengan temuan survei kami bahwa adanya pergeseran model kerja saat ini, dari sistem kerja yang berawal sepenuhnya di kantor hingga hadirnya sistem kerja hybrid.”
“Situasi ini membuat karyawan merasakan berbagai manfaat dan juga tantangan, yang mana turut menjadikan kehadiran teknologi sebagai faktor krusial untuk memfasilitasi kolaborasi kerja yang lancar serta membentuk budaya kerja hybrid yang sukses.”
“Oleh karena itu, para pelaku bisnis perlu beradaptasi dengan perubahan dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk berhasil dalam era kerja baru ini,” ungkap Michael Long, Southeast Asia 2 B2B Lead Logitech.
Laporan ini juga menghadirkan tren-tren penting untuk membantu bisnis di Indonesia memahami kebutuhan dan tantangan kerja hybrid yang terus berkembang, serta memberikan tips untuk memastikan kolaborasi hybrid yang sukses.
1. Hemat biaya
Menurut survei, 77% dari responden lebih memilih bekerja secara hybrid karena dapat menghemat biaya pengeluaran karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke kantor.
Sementara itu, 70% responden berpendapat dapat menghindari perjalanan di jam sibuk yang membuat stres, dan 66% lainnya merasa memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel sehingga dapat membantu mereka menyelesaikan lebih banyak pekerjaan secara efisien.
2. Rapat hybrid makin sering, muncul berbagai tantangan baru
Bekerja secara hybrid telah membuat tim kerja yang terdistribusi dari lokasi yang berbeda pada waktu tertentu, sehingga frekuensi rapat hybrid menjadi lebih sering. Bahkan, 36% dari responden mengatakan setengah dari rapat yang mereka lakukan bersifat hybrid.