Pada akhir tahun 2022, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memprediksi ancaman siber di tahun 2023 berpusat pada beberapa jenis ancaman terhadap keamanan data baik untuk perorangan maupun institusi.
Ancaman kejahatan siber terhadap pengguna akses dan perangkat digital merupakan dampak dari kerentanan keamanan digital dari perusahaan atau institusi penyedia layanan digital.
Baik dalam skala individu maupun korporat/institusi, jenis-jenis ancaman seperti serangan APT, Phishing, dan Social Engineering berpotensi meretas data pengguna yang rentan untuk meretas kredensial mereka sehingga peretas dapat masuk ke dalam sistem yang ditargetkan, seperti mobile banking, atau e-commerce yang terkoneksi dengan akses keuangan pemiliknya.
Baca Juga:Cek Harga Earbuds TWS Open-Ear Pertama JBL, Soundgear SenseApple Tidak Berencana Hadirkan Kembali Touch ID, Ini Alasannya
Selain itu, maraknya penambangan mata uang kripto juga menghadirkan jenis malware baru yang bertujuan untuk melakukan crypto jacking atau pencurian kripto.
Para pengambil keputusan IT dan tim kerja perusahaan yang mengelola aset Teknologi instansi juga semakin tertantang dengan semakin berkembangnya kemampuan Ransomware dalam aktivitas Pembobolan Data yang dimanfaatkan oleh para peretas yang mencuri data untuk dijual, sehingga mengancam perlindungan data pribadi konsumen yang dimiliki instansi yang bersangkutan.
Ancaman ini akan semakin kompleks jika perusahaan memulai transformasi digital mereka dengan membuat dan menjalankannya secara swakelola, sehingga mereka mengadopsi lebih dari satu penyedia layanan cloud untuk mengonsumsi layanan platform terbaik dan memindahkan aplikasi mereka lebih dekat dengan end-users atau mesin yang menghasilkan data dalam jumlah besar.
Selain itu, investasi di bidang cloud dan keamanan digital menjadi semakin penting di Indonesia, terlebih lagi mengingat tahun 2024 sebagai tahun politik yang krusial. Disaat yang bersamaan kita berada di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh berbagai konflik internasional, seperti ketegangan politik antara beberapa negara dan perang.
Dalam konteks ini, digitalisasi dan teknologi cloud telah menjadi tulang punggung ekonomi dan pemerintahan modern. Namun, kecanggihan teknologi ini juga memberikan risiko ancaman siber yang semakin kompleks.
F5, telah menyadari tren ini dan meresponnya dengan sebuah solusi yang memungkinkan para pelanggan untuk memanfaatkan kekuatan dari cloud serta aplikasi dan data terdistribusi dengan F5 Distributed Cloud Platform terbarunya. Platform ini memberikan kemampuan untuk membangun, menerapkan, mengamankan, dan mengoperasikan aplikasi dan data di multi-cloud, private cloud/DC, dan edge.