Kontra berinvestasi di aset kripto
- Risiko di balik keuntungan besar mata uang kripto adalah volatilitasnya yang luar biasa. Kenaikan tajam harga kripto diikuti dengan penurunan tajam. Akibatnya, mata uang kripto sering disebut sebagai aset “risiko tinggi, pengembalian tinggi”.
- Kejahatan dunia maya adalah risiko yang terkait dengan mata uang digital. Penjahat digital semakin meningkat jumlahnya seiring dengan peningkatan kualitas digital.
- Kripto tidak memiliki nilai inheren seperti halnya saham, yang memiliki aset dasar dalam bentuk perusahaan. Saham mungkin dinilai berdasarkan kinerja perusahaan, namun kripto tidak memiliki aset yang dapat digunakan untuk melambangkan mata uang digital.
- Risiko peraturan menjadi kekhawatiran bagi investor mata uang kripto. Banyak yurisdiksi melarang perdagangan mata uang kripto karena ada banyak ketidakpastian seputar aset baru ini. Tuntutan hukum baru-baru ini terhadap Binance, Coinbase, dan lainnya telah menyoroti masalah regulasi.
- Penipuan penerbit kripto biasa terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah mata uang kripto yang tidak etis. Hal ini biasa disebut dengan penarikan permadani atau penarikan uang oleh pengembang koin, seperti yang terjadi di FTX.
Pro berinvestasi di saham
- Pengembalian saham telah dibuktikan dari waktu ke waktu. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mengalami kenaikan sebesar 876% sejak awal tahun 2000. IHSG menguat seiring dengan nilai intrinsik fundamental perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa.
- Dengan nilai intrinsik, investor dapat menilai aset dengan lebih akurat, dan terdapat produk di balik aset keuangan yang dimilikinya. Misalnya, pembelian 1% saham Indofood memberikan hak kepada investor atas 1% saham Indofood.
- Karena saham sudah ada selama beberapa dekade, peraturannya sudah matang, dan telah direvisi demi keamanan investor. Misalnya saja aturan penurunan harga saham yang maksimal hariannya mencapai 25%, sehingga investor tidak bisa kehilangan banyak uang dalam satu hari (pra-pandemi). Sementara itu, kripto belum diatur.
Kontra berinvestasi di saham
- Resiko berinvestasi saham adalah pasar tidak bergerak sesuai dengan nilai intrinsiknya. Karena sentimen negatif, pasar terkadang bisa berayun ke arah yang tidak terduga. Misalnya, meski valuasinya rendah dan laba bersih meningkat, saham perbankan Indonesia anjlok akibat kegagalan Silicon Valley Bank.
- Karena volatilitas kripto yang ekstrem, kemungkinan memperoleh pendapatan berkurang dalam jangka pendek. Kripto dengan penurunan cepat dan kenaikan otomatis berpotensi menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Sementara itu, saham-saham yang pergerakan hariannya ditentukan oleh batas Atas dan Bawah Auto Reject (ARA dan ARB) akan memiliki volatilitas harian yang lebih rendah.