Sayangnya, kedua perusahaan ini menolak untuk memberikan komentar terkait dengan hal ini. Salah satu fasilitas SiCarrier memproduksi komponen untuk peralatan manufaktur semikonduktor, termasuk roda gigi sumber cahaya yang digerakkan laser, katup pengatur tekanan, dan pompa, berdasarkan peta evakuasi di dinding.
Selain itu, ada juga Zetop Technologies, perusahaan produsen mesin optik yang memasangkan lapisan transistor pada wafer silikon, dan Huawei merupakan pemegang saham utama, bersama dengan Institute of Optics, Fine Mechanics, dan Physics, afiliasi dari Chinese Academy of Sciences.
ASML Holding, perusahaan asal Belanda yang secara praktis memonopoli penjualan mesin lithography, tidak menjual produknya kepada perusahaan asal Tiongkok. Namun, Huawei dan mitranya berhasil mempekerjakan sejumlah mantan pegawai ASML untuk membantu soal mesin produsen chip.
Baca Juga:Rockstar Games Rilis Trailer GTA 6 5 DesemberBegini Cara Download Game ‘Assassin’s Creed Syndicate’ Gratis
Analis mengungkap Tiongkok tidak hanya mempersiapkan pendanaan dan membangun fasilitas produksi chipset sebesar USD30 miliar (Rp464,6 triliun). Pemerintah juga membantu soal lahan, regulasi soal pajak pendapatan, dan bahkan membangun apartemen sebagai tempat tinggal perusahaan.
Tiongkok tidak bertujuan untuk mencapai swasembada penuh, dan hanya menargetkan untuk menciptakan alternatif dalam negeri di bidang yang mengalami hambatan pasokan akibat regulasi yang diterapkan AS dan sekutunya, seperti litografi, produksi wafer, dan informasi desain elektronik.
Itulah tadi ulasan lengkap tentang Huawei Raksasa Chip. (*)