CIREBON,RAKCER.ID – Isu mengenai misinformasi di media sosial, terutama di Indonesia, saat ini menjadi sorotan banyak mata. Apalagi Indonesia akan memasuki tahun politik, yang membuat media sosial dibanjiri informasi yang belum tentu benar dan berpotensi menyesatkan.
Menurut Ketua Umum Forum Wartawan Teknologi (Forwat) Danang Arradian, ketika kita banyak mengonsumsi berita dari media sosial, isu moderasi konten dan algoritma di medsos jadi menimbulkan banyak pertanyaan.
Apalagi ada dua isu panas yang sedang terjadi dan akan datang: Israel-Palestina dan Pemilu 2024. Ini yang menjadi alasan Forwat menggandeng TikTok membuat diskusi untuk jurnalis yang menelaah lebih jauh soal ‘Cara Kerja Algoritma Tiktok di Tengah Isu Hangat’ pada Jumat, 1 Desember 2023.
Baca Juga:Gila ! Tiongkok Investasikan Miliaran untuk Jadikan Huawei Raksasa ChipRockstar Games Rilis Trailer GTA 6 5 Desember
Simak Ulasan Lengkap Tentang TikTok Tegaskan Komitmen Menjaga Keamanan Platform
“Tentu kita apresiasi platform medsos yang mau terbuka ke media terkait proses moderasi dan cara kerja algoritma mereka. Sehingga masyarakat dan pengguna TikTok bisa teredukasi,” ujar pria yang akrab dipanggil Cakdan tersebut.
Sementara itu Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) mengungkapkan, tingkat hoax yang beredar di Indonesia antara bulan Januari hingga bulan November 2023 sudah mencapai angka ribuan.
“Menurut data TurnBackHoax.id, dari Januari hingga November 2023 tingkat hoax untuk isu politik mencapai 53,9 persen. Sedangkan untuk jumlah konten hoax yang beredar mencapai 2.045,” papar Dewi Sari, Strategic Partnerships MAFINDO.
Di kesempatan yang sama, TikTok sebagai salah satu platform hiburan digital terbesar di Indonesia menegaskan bahwa mereka berkomitmen melawan penyebaran misinformasi di platform, baik terkait pemilu maupun isu-isu hangat lainnya, melalui berbagai upaya dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait.
“Ada berbagai upaya yang kami lakukan untuk melindungi keamanan pengguna di platform kami, mulai dari sisi TikTok itu sendiri dan juga dari sisi pengguna. Kenapa harus dua sisi, karena untuk memberantas misinformasi tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja,” ujar Head of Communications, TikTok Indonesia Anggini Setiawan.
Anggini menambahkan bahwa TikTok juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan terkait, termasuk MAFINDO yang merupakan salah satu mitra keamanan platform jejaring sosial berbasis video berdurasi singkat tersebut.