CIREBON, RAKCER.ID – Meskipun di Indonesia banyak sekali pejabat pemerintah maupun perkantoran, melakukan tindak pidana korupsi, melainkan dengan jumlah besar ada di Vietnam.
Skandal korupsi yang terjadi di Vietnam telah menciptakan kehebohan di seluruh dunia dan dianggap sebagai skandal korupsi terbesar di ASEAN.
Skandal korupsi terbesar di ASEAN ini berawal ketika otoritas setempat menangkap seorang wanita pengusaha properti ternama.
Baca Juga:Reza Arap Buka Suara Peran Dirinya di Weird GeniusRealme C Series Bakal Usung Angka 7 untuk Pertama Kalinya
Alasan ditangkapnya adalah karena diduga mengalihkan dana senilai hampir US$12,4 miliar atau setara dengan Rp191 triliun.
Menurut laporan dari Deutsche Welle pada Rabu, 6 Desember 2023, jumlah dana tersebut bahkan melebihi 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut.
Pada tahun 2016, Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam memulai kampanye besar untuk memberantas korupsi.
Sejak saat itu, kampanye ini telah mengakibatkan pengunduran diri presiden dan beberapa pejabat senior pemerintah.
Akan tetapi, skala dugaan korupsi dalam skandal terbaru ini menimbulkan kekhawatiran tentang keadaan sektor perbankan dan properti di Vietnam.
Pada tanggal 17 November 2023, Kementerian Keamanan Publik Vietnam menuduh Truong My Lan, dirinya merupakan kepala pengembang properti dari Van Thinh Phat Holdings Group.
Kementerian Keamanan Publik Vietnam menuduh hal tersebut lantaran dirinya telah menyalahgunakan dana sekitar Rp191 triliun dari Saigon Commercial Bank.
Baca Juga:Gemini AI akan Menggantikan Google SearchRahasia Sharp Bisa Jual HP Flagship di Indonesia Tanpa Bangun Pabrik
Saigon Commercial Bank sendiri merupakan tempat dia memiliki mayoritas saham selama beberapa tahun terakhir.
Menurut pernyataan kementerian, Truong My Lan yang pertama kali ditangkap tahun lalu, diduga mengelola jaringan yang luas, termasuk lebih dari 1.000 anak perusahaan di dalam dan luar negeri.
Ada pula perusahaan-perusahaan lain yang meminjam uang sekitar Rp618 triliun dari Saigon Commercial Bank. Sekitar sepertiga dari jumlah tersebut diambil melalui perusahaan-perusahaan bayangan yang dia dirikan bersama keluarga dan koleganya.
Pada pertengahan November, Kementerian Keamanan Publik juga mengusulkan penangkapan terhadap 85 orang lain, termasuk 24 pejabat pemerintah serta pihak terkait dari Van Thinh Phat Holdings Group dan Saigon Commercial Bank.
Beberapa hari berikutnya, Komisi Urusan Dalam Negeri Komite Sentral Partai Komunis merekomendasikan penyelidikan terhadap 23 pejabat negara lainnya, termasuk 12 orang dari Bank Negara Vietnam, bank sentral negara tersebut.