Ada juga partisipasi dari sutradara Jang Hang-joon, Kwak Shin-ae yang mewakili perusahaan produksi Barunson dan Women in Film, sutradara Lee Won-tae, Lee Ju-yeon, serta perwakilan dari Asosiasi Pemasaran Film Korea dan ketua PGK Choi Jung-haw.
Acara tersebut diadakan di lantai 19 Korea Press Center, Seoul. Sehari sebelum konferensi pers, asosiasi telah merilis pernyataan yang berjudul “Tuntutan Seniman dan Pekerja Budaya Menghadapi Kematian Mendiang Aktor Lee Sun-kyun.”
Pernyataan tersebut mengkritik komentar, spekulasi, dan kritik pedas yang beredar secara online selama penyelidikan terkait Lee Sun-kyun.
Baca Juga:Eva Manurung Putus dengan Jordan Ali dan Kini Sang Ibunda Virgoun Sudah Gaet Pria Baru!Film Siksa Neraka Dibanned di Malaysia dan Brunei: Begini Respon Produsen Filmnya!
Sehari sebelum konferensi pers dengan Bong Joon-ho dan asosiasi seniman, Dispatch mengeluarkan percakapan dua perempuan yang diduga sebagai pemeras Lee Sun-kyun.
Percakapan ini menjadi bukti bahwa Lee Sun-kyun menjadi korban pemerasan dari dua wanita berbeda. Namun, polisi tidak memberikan informasi transparan dan menutup mulut tentang kasus pemerasan Lee Sun-kyun ketika ia masih hidup.
Polisi sebelumnya hanya fokus pada permasalahan narkoba, meskipun Lee Sun-kyun melaporkan kasus pemerasan yang dialaminya.
Dispatch melaporkan bahwa polisi tidak melakukan pengecekan ulang terhadap kesaksian dari Nona K., seorang pengelola tempat hiburan elite yang sebelumnya dihukum dalam enam kasus terkait narkoba.
Saat ini, Nona K. menjadi tersangka dalam kasus pemerasan terhadap Lee Sun-kyun.
Oleh karena itu, seluruh penyelidikan hanya didasarkan pada kesaksian dari Nona K. Polisi baru mulai menyelidiki lebih lanjut kasus pemerasan setelah Lee Sun-kyun meninggal dunia pada 27 Desember.
Mereka menangkap pelaku peretasan dan salah satu pelaku pemerasan pada 28 Desember 2023 di Busan. Temukan berita dan artikel menarik lainnya di Google News.