CIREBON. RAKCER.ID – Masa kampanye Pemilu, yang sudah memasuki 16 hari terakhir ini, terus dimanfaatkan oleh partai peserta Pemilu, serta para Caleg yang diajukannya, untuk memperkuat basis pemilihnya.
Berbagai metode pun dilakukan para caleg, untuk menarik simpati pemilih, mulai dari tatap muka langsung untuk memperkenalkan diri hingga menyampaikan visi misinya maju.
Namun, dari sekian metode kampanye yang diperbolehkan oleh Undang-undang, Caleg PAN dari Dapil 4, Anton Octavianto memilih berkampanye dengan blusukan langsung bertemu dengan masyarakat di dapilnya.
Baca Juga:Anggota MPR Ini Kembali Ingatkan Persatuan Ditengah Perbedaan PilihanNuruzzaman Dinilai Layak Maju di Pilbup Cirebon 2024
Tidak dengan cara mengumpulkan masyarakat di suatu tempat, pemilik nomor urut 7 tersebut memilih untuk berjalan mengetuk pintu ke pintu rumah masyarakat di kelurahan-kelurahan yang termasuk dapilnya.
Dari rumah ke rumah, anton memperkenalkan diri, dan berbincang lebih dalam dengan pemilik rumah, sembari mensosialisasikan tata cara pencoblosan kepada masyarakat.
“Saya blusukan ke warga. Saya tidak temui kumpulan warga, tapi sekarang datangi langsung dari rumah ke rumah. Tujuannya agar lebih kenal saya saja,” ungkap Anton, Kamis (25/01).
Dari pertemuan rumah ke rumah tersebut, diakui Anton, ia mendapatkan banyak hal, dimana ternyata, masyarakat masih banyak yang tahu nama-nama caleg pada Pemilu 2024, namun tidak kenal sosoknya.
“Ternyata banyak yang tahu nama, tidak kenal sosokya. Maka memang perlu datang langsung door to door seperti ini,” lanjut Anton.
Dari pertemuan dan obrolan di setiap rumah, kata Anton, ia juga mendengarkan berbagai hal, mulai dari keluhan dan keresahan yang saat ini dirasakan masyarakat, hingga harapan-harapan yang mereka inginkan kedepan.
Dari situ, Anton mencoba merumuskan berbagai persoalan yang dirasakan masyarakat, dan setidaknya, ada beberapa hal yang menjadi kunci.
Baca Juga:Sisir Jawa Barat, AHY Ajak Dukung 14 Program Prioritas DemokratLama Tak Ada Kabar, Nashrudin Azis Mulai Blusukan
Diantaranya, disebutkan Anton, persoalan ekonomi berujung pada kesulitan para pelaku UMKM dalam mengakses permodalan, menjadi salahsatunya, termasuk kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan.
Selain itu, dari sisi pendidikan, dari yang ia dengar dari masyarakat, ternyata juga masih banyak sistem-sistem di dunia pendidikan yang belum sepenuhnya dipahami masyarakat, sehingga dianggap ujungnya kembali menjadi keluhan.
Seperti dicontohkan Anton, sistem zonasi yang saat ini diterapkan pada PPDB, menurut dua cukup merepotkan masyarakat, terutama warga-warga di pinggir Kota Cirebon.