Meta telah dikritik karena tidak melakukan moderasi konten yang cukup, atau bahkan membiarkan konten yang berbahaya dan berdampak negatif bagi masyarakat, seperti misinformasi tentang pandemi Covid-19, pemilu, vaksin, perubahan iklim, dan hak-hak sipil.
Meta juga telah disalahkan karena memfasilitasi genosida Rohingya di Myanmar, pembantaian di Selandia Baru, dan pemberontakan di Capitol AS, di mana para pelaku menggunakan platform Meta untuk menyebarkan dan mengkoordinasikan aksi-aksi mereka.
Meta telah terbukti merusak kesehatan mental dan fisik penggunanya, terutama anak-anak dan remaja, dengan menciptakan lingkungan yang menimbulkan ketagihan, kecemasan, depresi, dan gangguan citra tubuh.
Baca Juga:Menakutkan! Mark Zuckerberg Ingin Buat AI setara Manusia, Para Ahli KhawatirZuckerberg Takut Kiamat? Lihat Isi Bunker Mewah Rp 4,2 Triliun di Hawaii
Meta juga telah menunjukkan bahwa mereka mengetahui dampak negatif produk-produk mereka, tetapi tetap melanjutkan atau bahkan memperburuk praktik-praktik mereka yang merugikan.
Misalnya, Meta mengetahui bahwa Instagram berbahaya bagi kesehatan mental remaja perempuan, tetapi tetap berencana untuk meluncurkan Instagram Kids, sebuah versi Instagram yang ditujukan untuk anak-anak di bawah 13 tahun .
Meta telah mengancam demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial
Meta, melalui produk-produknya, telah mengancam nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial, dengan cara-cara berikut:
Meta telah memonopoli pasar media sosial, pesan instan, dan iklan digital, dengan mengakuisisi atau menghapus pesaing-pesaingnya, seperti Instagram, WhatsApp, dan Snapchat. Meta juga telah menyalahgunakan posisi dominannya untuk menekan dan mendiskriminasi para pemangku kepentingan lainnya, seperti penerbit, pembuat konten, pengiklan, dan regulator.
Meta telah menolak untuk membayar pajak yang adil, berbagi data yang penting, atau mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di berbagai negara.
Meta telah mengurangi ruang untuk kebebasan berekspresi, partisipasi politik, dan keragaman pendapat, dengan menggunakan algoritma dan kebijakan yang tidak transparan, sewenang-wenang, dan diskriminatif.
Meta telah menentukan apa yang dapat dilihat, dikatakan, dan didengar oleh penggunanya, tanpa mempertimbangkan hak-hak dan kepentingan mereka. Meta juga telah menutup atau menangguhkan akun-akun yang menyuarakan kritik, protes, atau tuntutan sosial, sementara membiarkan akun-akun yang menyebarkan kebencian, kekerasan, atau kebohongan .
Baca Juga:Dampak Buruk Medsos bagi Kesehatan Mental Anak, Mark Zuckerberg Minta MaafMeta Pecahkan Rekor, Zuckerberg Geser Posisi Gates di Daftar Orang Terkaya
Meta telah memperdalam ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan sosial, dengan memperkaya diri sendiri dan pemegang sahamnya, sementara mengeksploitasi dan mengekspos pekerja, pengguna, dan komunitas mereka.