CIREBON, RAKCER.ID – Pihak sekolah melaporkan bahwa Raden Andante Khalif Pramudityo, yang telah meninggal pada usia enam tahun, tidak lagi menghadiri sesi renang di kelasnya selama tiga bulan terakhir.
Sebelumnya, tidak ada laporan kejadian negatif yang melibatkan Dante di kolam renang sekolah.
“Dante tiga bulan terakhir hampir selalu absen bertepatan dengan jadwal sesi renang kelasnya di sekolah,” ujar kata Ketua Yayasan & Parents Relation Janitra Bina Manusa School, Wani Siregar, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (16/2/2024).
Baca Juga:Aktor Furry Setya atau Mas Pur Ojek Pengkolan Mengalami Depresi usai Cerai dengan Dwinda RatnaInfo Live Streaming Burnley vs Arsenal pada Pekan ke-25 Premier League 2023/2024
Wani menyampaikan bahwa Dante seringkali merasa takut saat mengikuti sesi pelajaran berenang, hal ini dapat diamati dari beberapa pengamatan yang dilakukan oleh pihak sekolah.
“Dante punya masalah ketakutan dan masih belum percaya diri (terhadap kolam renang),” ujar Wani.
Wani menjelaskan bahwa rasa takut Dante saat berenang disebabkan oleh pengalaman insiden tenggelam di sebuah hotel, seperti yang diungkapkan oleh ibunya, yakni Tamara Tyasmara.
Wani mencatat bahwa pada awalnya, saat sesi renang pertama kali diadakan di sekolah, Dante terlihat sangat ketakutan dan enggan melepaskan diri dari pelukan gurunya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan beberapa sesi renang diadakan, Dante secara perlahan mulai menunjukkan keinginan untuk mengikuti kegiatan berenang.
“Meski begitu Dante masih terlihat kurang percaya diri untuk berenang,” kata Wani.
Meskipun sudah ada beberapa pelatih di dalam kolam yang memberikan panduan dan menggunakan papan renang serta pengapung, Wani menyatakan bahwa Dante memilih untuk tetap duduk di tepi kolam.
Baca Juga:Prediksi Brentford vs Liverpool di Pekan ke-25 Premier League 2023/2024: Akankah Bango Lumat Tawon?Relawan Anies Baswedan Demo di Depan Gedung KPU: Copot Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari dari Posisinya!
Dante lebih suka mengamati situasi di kolam dan melihat kondisi teman-temannya yang bermain dan belajar renang dengan pelatih sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam air.
Wani juga menyebutkan bahwa Dante selalu menunggu sebagai yang terakhir untuk melaksanakan aktivitas rutin dalam sesi renang.
Pihak sekolah Dante menerapkan prinsip metode belajar tanpa paksaan, lebih menekankan dorongan yang memperkuat dan dukungan.
Wani menambahkan bahwa Dante terlihat ceria di sekolah. Keceriaan Dante semakin terpancar setelah bertemu dengan ayah kandungnya, yaitu disjoki Angger Dimas.