Setelah beberapa menit, kediaman Salim langsung terbakar. Di jalanan, foto Salim dilempari batu dan dibakar oleh massa yang marah (Kompas, 15 Mei 1998).
Anthony segera bertolak ke Singapura dengan jet pribadinya setelah menyaksikan situasi yang mengerikan di Jakarta.
Setelah kerusuhan mereda dan Soeharto digulingkan, BCA mengalami kerugian yang paling parah. Tercatat sebanyak 122 kantor cabang mengalami kerusakan parah. Secara rinci, 17 kantor terbakar habis, 26 kantor dirusak dan dijarah, dan 75 kantor rusak namun tidak dijarah. Selain itu, 150 ATM dirusak dan uangnya diambil, sehingga mengakibatkan kerugian sebesar Rp3 miliar.
Baca Juga:Mengungkap 5 Rahasia Sukses Orang China dalam Berbisnis yang Dapat Kamu Terapkan!Ide Bisnis Untuk Pensiunan di industri Kuliner yang Menguntungkan di Tahun 2024
Tidak hanya BCA, Indofood juga menghadapi serangan. Sebuah pabrik di Solo dijarah dan dibakar, mengakibatkan kerugian sebesar Rp42 miliar. Pusat distribusinya di Tangerang juga dihancurkan oleh para penjarah. Namun, hanya Indocement yang berhasil bertahan.
Seminggu setelah pengunduran diri Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, pemerintah mengambil alih BCA karena kondisi keuangannya yang semakin memprihatinkan. Melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), pemerintah secara resmi menetapkan BCA sebagai BTO (Bank Yang Diambil Alih). Pengambilalihan ini bertujuan untuk membantu BCA agar tidak terjerumus terlalu dalam ke dalam krisis.
Sejak saat itu, BCA tidak lagi dimiliki oleh keluarga Salim. Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng, untuk menghidupkan kembali mesin kekayaannya, Salim hanya mengandalkan Indofood.
Saat ini, setelah 25 tahun berlalu sejak insiden menyedihkan tersebut, bisnis yang dimiliki oleh keluarga Salim telah berkembang dengan pesat. Selain dari Indofood, mereka juga telah memperluas usaha ke sektor migas, konstruksi, dan perbankan.